Sementara itu, data terbaru yang diunggah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Minggu (30/1/2022), tercatat ada penambahan 6.622 kasus Covid-19 dalam sehari.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, dari temuan kasus baru tersebut, sebesar 95,6 persen merupakan transmisi lokal.
"Kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 6.622, yang mana 6.323 di antaranya juga merupakan transmisi lokal," kata Dwi, dalam keterangan tertulis, Minggu.
Penambahan yang meninggi menyebabkan angka kumulatif kasus Covid-19 kini berada di angka 908.093 kasus.
Kemudian, kasus aktif Covid-19 meningkat menjadi 27.977, atau bertambah sebanyak 4.580 pasien dibandingkan hari kemarin.
Di sisi lain, penambahan pasien sembuh juga alami peningkatan sebanyak 2.030 sehingga total pasien sembuh kini berada di angka 866.477 kasus.
Baca juga: Kemenkes: Risiko Kematian Akibat Omicron Tetap Ada, Masyarakat yang Bergejala Segera Tes!
Fenomena puncak gunung es
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir masih tahap awal.
Dia menilai, kasus Covid-19 yang secara nasional yang menembus angka 11.000 dalam sehari merupakan fenomena puncak gunung es.
Sebab, penularan varian Omicron jauh lebih cepat dengan angka reproduksi di atas 5 persen.
"Kalau Indonesia melaporkan 11.000 kasus bahkan 20.000 (kasus dalam sehari) sekaligus, itu fenomena puncak gunung es, kita harus sadari ini hitungan matematis yang sangat rasional (dari) pertumbuhan Omicron ini yang masa inkubasinya singkat dan angka reproduksinya di atas 5," tutur Dicky.
Untuk diketahui, angka reproduksi adalah tingkat potensi penularan virus. Jika angkanya 1, berarti satu orang pasien bisa menularkan virus kepada satu orang lainnya.
Jika angka reproduksinya 5, maka satu orang pasien bisa menularkan virus ke lima orang lainnya.
Di samping itu, pola pertumbuhan varian omicron juga lebih cepat yaitu 2-3 hari, sehingga Dicky memprediksi mayoritas masyarakat sudah terinfeksi Omicron.
Namun, sekitar 80-90 persen kasus Covid-19 Omicron memiliki gejala ringan dan sedang.
Baca juga: Kita Masih di Awal, Belum Puncak Kasus Omicron, Jangan Sampai RS Penuh Duluan...
"Ini yang membuat orang enggak aware apalagi Indonesia literasi masyarakat kita terhadap Covid-19 masih sangat harus kita tingkatkan," ucapnya.
Oleh sebab itu, Dicky mendorong agar pelaksanaan 3T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan kontak erat (tracing) dan perawatan (treatment) ditingkatkan sebagai salah satu upaya mitigasi.
Ia mengatakan, keterlambatan upaya 3T akan berdampak pada kelompok rentan seperti lansia, anak, dan penderita komorbid.
"Kalau tidak ada mitigasi yang kuat dalam peningkatan kasus ini, ini akan menyebar ke kelompok berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, anak. Jadi ke depan korban bisa terjadi lagi, orang-orang di rawat RS, meninggal, itu bisa terjadi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.