Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi di Jakarta yang Sudah Punah

Kompas.com - 18/03/2022, 02:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Bentuk oplet hampir serupa dengan Bemo. Namun lebih panjang dan penumpangnya muat lebih banyak. Selain itu penumpang juga tidak akan kehujanan dan kepanasan ketika menaiki Oplet.

Jarak jangkauan Oplet pun lumayan jauh. Terdapat di trayek Jatinegara-Kota, Kampung Melayu-Tanah Abang, Kota-Tanjung Priok, dan Tanah Abang-Kebayoran Lama.

Shindunata dalam bukunya Manusia dan Keseharian: Burung-Burung di Bundaran HI (2007) menyebutkan oplet mulai berhenti beroperasi pada September 1980 oleh Gubernur DKI Tjokopranolo.

Baca juga: Berbagai Sebutan Unik Jamban Apung, dari Helikopter, Becak, hingga Telepon Umum

Delman 

Sampai saat ini Delman masih eksis. Bedanya, delman tidak lagi digunakan sebagai moda transportasi umum. 

Kehadiran Delman saat ini hanya sebatas moda wisata. 

Delman hadir pada tahun 1950. Tenaga yang dipakai yakni berasal dari kuda sebagai penggeraknya.

Bentuk Delman dahulu sama seperti sekarang. Kudanya menarik tempat di mana penumpang berada, sambil dioperasikan oleh kusir.

Kapasitas penumpangnya bisa maksimal 5 orang. Namun sayangnya kekurangan Delman yakni kuda yang harus selalu dalam kondisi fit dan juga ketika hujan maka air hujan akan masuk mengenai penumpang.

Selain karena tergerus modernisasi, penggunaan waktu tempuh yang lama dan jarak jangkauannya tidak jauh akhirnya membuat Delman semakin lama ditinggalkan oleh penumpang.

Trem

Trem di era Bataviahistoria.id Trem di era Batavia

Trem merupakan moda transportasi umum yang ada pada tahun 1880-an. Mulanya trem menggunakan uap namun lambat laun berubah menjadi menggunakan tenaga listrik.

Kinerjanya mirip dengan kereta. Hanya saja bedanya lokomotif rem terbatas dan juga jalurnya berada di jalan raya.

Trem memiliki lokomotif yang bisa diisi oleh belasan penumpang. Meski menggunakan energi uap dan listrik, namun tetap ada orang yang bertugas sebagai pengendalinya. 

Kala itu trem uap melintas dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Pasar Baru, Gunung Sahari, Kramat, Salemba, dan Matraman adalah kawasan yang dilintasi alat transportasi ini.

Lantaran uang penghasilan dengan pemeliharaan trem tidak sebanding, maka trem mulai berhenti ditinggalkan.

Firman Lubis dalam bukunya berjudul Jakarta 1950-an, Kenangan Semasa Remaja (2008), menyebutkan operasi trem ini dihentikan pada 1959 karena sulit dioperasikan atau karena minimnya dana perawatannya.

Baca juga: Kadishub DKI Pastikan Temuan Rel Trem Tak Hambat Proyek Pembangunan MRT

Bus Tingkat

Bus tingkat di Jakarta menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas. KOMPAS/Tumbur Sihotang Bus tingkat di Jakarta menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang tempat yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com