Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi di Jakarta yang Sudah Punah

Kompas.com - 18/03/2022, 02:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Transportasi ini sempat banyak diminati oleh masyarakat kota Jakarta. Meski keberadaanya masih ada sampai sekarang namun kini fungsinya beda.

Bus tingkat yang dahulunya menjadi moda transportasi umum ini beralih fungsi menjadi bus wisata dalam kota.

Bus tingkat yang digunakan moda transportasi umum jaman dahulu bentuknya lebih kecil. Trayek bus ini dulu yakni Senen-Blok M, Blok M-Pulo Gadung, dan Blok M-Kota.

Bus PPD

Bus Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) merupakan bus yang hadir sebelum adanya Transjakarta. 

Dahulu, masyarakat kota Jakarta banyak yang menggunakan bus ini terutama untuk yang jarak jauh.

Bus PPD menjadi favorit banyak orang karena harga ongkosnya yang relatif murah dibandingkan transportasi lainnya. Kekurangannya hanya tidak adanya AC di dalam bus. 

Sayangnya sejak kehadiran bus Transjakarta pada tahun 2004 lalu membuat orang meninggalkan Bus PPD ini. Akhirnya sering berjalannya waktu pun Perum PPD hanya menjadi operator bagi Transjakarta.

Metromini dan Kopaja

Sejumlah bus metromini masih berada di lapangan tempat penampungan kendaraan di pool Rawa Buaya, Jakarta Barat, Selasa (15/3/2016) siang. Kebanyakan bus metromini yang dikandangkan merupakan hasil penertiban Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta pada Desember 2015 lalu. Andri Donnal Putera Sejumlah bus metromini masih berada di lapangan tempat penampungan kendaraan di pool Rawa Buaya, Jakarta Barat, Selasa (15/3/2016) siang. Kebanyakan bus metromini yang dikandangkan merupakan hasil penertiban Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta pada Desember 2015 lalu.

Metromini atau Kopaja dulunya sempat menjadi primadona transportasi umum di DKI Jakarta sebelum terdapat moda transportasi umum massal seperti commuter line, Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rail Transit (LRT).

Bus ini menjamur di berbagai terminal seperti terminal Lebak Bulus, Kampung Rambutan, Blok M dan masih banyak terminal lainnya.

Trayek metromini pun banyak dan jangkauan rutenya panjang. Meski begitu ongkosnya murah kisaran Rp 2.000- Rp 7.000 saja. Hal inilah yang membuat Metromini atau Kopaja ini dilirik penumpang.

Meski begitu, sayangnya keberadaan metromini sempat menjadi kontroversi karena banyak sopir yang ugal-ugalan dan tingkat kriminalitas dalam bus yang tinggi.

Sebelum pandemi terjadi, pemeliharaan Metromini pun mulai dipertanyakan. Pemerintah DKI Jakarta mulai meminta pengelola Metromini dan Kopaja meremajakan angkutannya.

Namun sayangnya hingga saat ini keberadaannya sudah tak lagi terlihat di Ibu Kota.

Referensi: 

  • Shindunata. (2006). Manusia & Keseharian: Burung Burung di Bundaran HI. Jakarta: PT Kompas Gramedia
  • Lubis, Firman. (2008). Jakarta 1950-an Kenangan Masa Remaja. Jakarta: Masup Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com