Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi di Jakarta yang Sudah Punah

Kompas.com - 18/03/2022, 02:15 WIB
Tari Oktaviani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi dan energi yang terbarukan membuat transportasi umum di Jakarta semakin canggih.

Meski begitu kita tidak boleh lupa bahwa sebelumnya terdapat berbagai transportasi tradisional yang pernah sangat berjasa di DKI Jakarta.

Jika di era ini fitur transportasi umum bisa dilakukan secara online, beda dengan jaman dulu. Dahulu, masyarakat yang ingin naik transportasi umum harus berjalan kaki dahulu ke pangkalan. 

Angkutan umum jaman dulu terkenal dengan harga ongkos yang murah. Namun sayangnya, jarak jangkauannya masih terbatas. 

Seiring berjalannya waktu, beberapa transportasi umum jaman dahulu ini mengalami modernisasi dan membuat moda transportasi yang lama berhenti beroperasi karena sepinya penumpang.

Becak

Moda transportasi yang satu ini cukup banyak menjamur di zaman dahulu. Menurut sejarawan Susan Abeyasekere dalam bukunya Jakarta: A History (1987), terdapat 92.650 becak yang terdaftar di Jakarta pada tahun 1970.

Angka tersebut belum ditambah dengan jumlah becak yang tidak terdaftar. Meski banyak pesaing namun para pengayuh becak tetap saja tidak pernah sepi penumpang.

Becak merupakan kendaraan sepeda beroda tiga dengan dikendarai oleh satu orang pengayuh. Kapasitas penumpangnya maksimal 2 orang untuk satu becak. 

Kendaraan ini tentunya tidak memerlukan energi. Hanya butuh tenaga manusia. Oleh karena itu becak termasuk kendaraan yang ramah lingkungan.

Sayangnya becak sudah mulai dilarang beroperasi di Ibu Kota setelah ditetapkannya peraturan melalui Perda Nomor 11 tahun 1988. Hal ini karena faktor kemacetan yang dibuatnya. Namun terdapat alasan lain yaitu dianggap mengeksploitasi manusia.

Baca juga: Kapasitas Transportasi Umum Kembali 100 Persen, Wagub DKI Minta Warga Tetap Disiplin Prokes

Helicak

HelicakSuku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Jakarta Pusat Helicak

Helicak merupakan kendaraan sejenis becak namun dimodifikasi dengan sepeda motor. Dinamakan helicak karena bentuknya yang menyerupai helikopter dan becak. 

Helicak pertama kali diluncurkan di masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada Maret 1971. Kehadiran helicak sempat menggantikan becak yang kala itu mulai timbul pelarangannya. 

Mesin dan bodi utama kendaraan ini adalah skuter Lambretta yang didatangkan dari Italia. Kapasitas penumpangnya juga berisi maksimal dua orang.

Meski begitu, Pemda DKI akhirnya juga melarang Helicak untuk beroperasi pada tahun 1987. Alasannya karena faktor keselamatan mengingat rawan kecelakaan.

Oplet

Rano Karno memamerkan oplet Si Doel.Bidik layar Youtube Taulany TV Rano Karno memamerkan oplet Si Doel.

Ingat dengan film Si Doel di layar kaca? Di serial tersebut ada oplet terkenal yang dikendarai oleh Doel dan Mandra. 

Keberadaan oplet kala itu sempat menarik minat penumpang. Selain karena muatannya banyak, waktu tempuh oplet juga lebih cepat. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com