Sementara itu, anak sulungnya yang berusia 3 tahun pernah dipergoki tengah memukul. Padahal, kata VE, anaknya sebelumnya tidak pernah main tangan.
"Kalau yang besar seperti ada trauma, jadi lebih sensitif. Kalau seumpamanya salah satu ada (adiknya) yang nangis, kakaknya itu ikut mukul," kata VE dengan raut wajah sedih.
Atas situasi ini, VE mengatakan akan memeriksakan kondisi psikologi anak-anaknya.
Selain itu, VE mengaku akan mendampingi ketiga anaknya tanpa bantuan pengasuh ke depannya.
"Sementara kami rawat sendiri sama orangtua saya," pungkas dia.
Menyoroti peristiwa ini, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, datang menemui ketiga korban.
Seto mengatakan, ketiga balita itu terlihat mulai percaya diri. Hal itu terlihat dari tawa canda di hadapannya.
"Pertemuan dengan korban ini kami lihat sudah mulai tumbuh rasa percaya diri, sudah mulai tumbuh senyumnya, tertawanya, dan ini yang kami dorong untuk terus menciptakan lingkungan yang kondusif," ungkap Seto setelah bertemu korban selama satu jam.
Baca juga: Temui 3 Balita Korban Penganiayaan ART, Kak Seto: Mulai Terlihat Senyumnya
Seto akan terus memantau perkembangan psikologi ketiga korban. Seto pun bersedia jika diminta untuk melakukan perawatan psikologis terhadap korban.
"Kami dari LPAI sangat peduli dengan mereka. Kalau nanti kami mendapat undangan untuk memberikan treatment psikologisnya, kami juga siap," pungkas Seto.
Selain menemui korban, LPAI juga menemui kedua tersangka.
Dalam pertemuan singkat itu, salah satu tersangka, INA (18), mengaku pernah mengalami kejadian traumatis semasa kecil.
"Kami tadi menjumpai pelaku, pelaku muda (INA) mengaku memiliki latar belakang traumatis saat kanak-kanak dan remaja," kata Seto.
"Memang ini tidak bisa lepas dari pengalaman traumatis yang bisa meledak suatu saat," lanjut dia.
Baca juga: Temui ART Tersangka Penganiayaan Anak Majikan, Kak Seto: 1 Pelaku Punya Latar Belakang Traumatis
Kepada Seto, INA mengaku menerima tindak kekerasan dari orangtuanya.