Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekesalan 2 ART Berujung Aniaya 3 Anak Majikan hingga Alami Trauma...

Kompas.com - 22/03/2022, 09:08 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Kasus asisten rumah tangga (ART) di Cengkareng yang menganiaya anak majikannya sendiri masih terus bergulir.

INA (18) dan ANI (29) kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Cengkareng.

Keduanya pun telah ditahan sejak ditangkap beberapa waktu lalu. Satu pelaku ditangkap di rumah majikannya, satu lainnya ditangkap di kampung halaman di Lampung Utara.

"Kami kejar juga satu pelaku ke Lampung. Alhamdulillah kurang dari 13 jam, kami amankan keduanya, sudah kami tetapkan sebagai tersangka, " ujar Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo di Cengkareng, Senin (21/3/2022).

Menganiaya karena kesal

Kepada polisi, kedua pelaku mengaku melakukan tindak kekerasan tersebut lantaran kesal.

"Kalau menurut hasil pemeriksaan, kenapa tersangka ini melakukan perbuatan pemukulan terhadap anak-anak itu, karena memang pertama mereka kesal anaknya sering nangis dan susah untuk makan. Makanya kesal, lalu dia melakukan pemukulan," kata Ardhie.

Kedua pelaku ditangkap setelah melakukan tindak kekerasan terhadap seorang anak berusia tiga tahun dan dua anak kembar berusia 1,5 tahun.

Baca juga: 2 ART Penganiaya 3 Anak Balita Majikan Ditetapkan sebagai Tersangka

Aksi kekerasan itu dilakukan keduanya di sebuah perumahan di Cengkareng. Aksi itu disaksikan dan direkam secara diam-diam oleh warga kompleks tersebut pada Rabu (16/3/2022).

Dalam rekaman yang diambil tetangga, para korban tampak diperlakukan kasar selagi disuapi makanan di sebuah area taman di kompleks perumahan itu.

Anak yang berusia tiga tahun terlihat ditampar dan dahinya disundut nugget yang masih panas.

Sementara itu, dua anak yang kembar terlihat dicubit, didorong, bahkan diseret.

Korban menjadi cenderung kasar

Ibu korban, VE alias BF (28), mengatakan bahwa pascakejadian tersebut, kini ketiga anaknya bertingkah cukup berbeda.

VE mengatakan, anak kembarnya yang berusia 1,5 tahun menjadi lebih sensitif.

"Anak-anak itu jadi lebih sensitif sama orang. Anak saya yang kecil itu dia kalau ada suara keras itu nangis," kata VE saat ditemui di Mapolsek Cengkareng, Senin.

Selain itu, menurut VE, anak kembarnya terlihat ketakutan dan menangis jika melihat wanita selain dirinya.

Baca juga: Alasan 2 ART Aniaya 3 Anak Majikan di Cengkareng, Kesal Korban Sering Menangis dan Susah Makan

Sementara itu, anak sulungnya yang berusia 3 tahun pernah dipergoki tengah memukul. Padahal, kata VE, anaknya sebelumnya tidak pernah main tangan.

"Kalau yang besar seperti ada trauma, jadi lebih sensitif. Kalau seumpamanya salah satu ada (adiknya) yang nangis, kakaknya itu ikut mukul," kata VE dengan raut wajah sedih.

Atas situasi ini, VE mengatakan akan memeriksakan kondisi psikologi anak-anaknya.

Selain itu, VE mengaku akan mendampingi ketiga anaknya tanpa bantuan pengasuh ke depannya.

"Sementara kami rawat sendiri sama orangtua saya," pungkas dia.

LPAI sebut korban mulai percaya diri

Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo dan Ketua LPAI Seto Mulyadi mengapresiasi kepedulian warga atas kasus penganiayaan anak oleh terduga pengasuhnya.Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo dan Ketua LPAI Seto Mulyadi mengapresiasi kepedulian warga atas kasus penganiayaan anak oleh terduga pengasuhnya.
Menyoroti peristiwa ini, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, datang menemui ketiga korban.

Seto mengatakan, ketiga balita itu terlihat mulai percaya diri. Hal itu terlihat dari tawa canda di hadapannya.

"Pertemuan dengan korban ini kami lihat sudah mulai tumbuh rasa percaya diri, sudah mulai tumbuh senyumnya, tertawanya, dan ini yang kami dorong untuk terus menciptakan lingkungan yang kondusif," ungkap Seto setelah bertemu korban selama satu jam.

Baca juga: Temui 3 Balita Korban Penganiayaan ART, Kak Seto: Mulai Terlihat Senyumnya

Seto akan terus memantau perkembangan psikologi ketiga korban. Seto pun bersedia jika diminta untuk melakukan perawatan psikologis terhadap korban.

"Kami dari LPAI sangat peduli dengan mereka. Kalau nanti kami mendapat undangan untuk memberikan treatment psikologisnya, kami juga siap," pungkas Seto.

Tersangka punya latar belakang pengalaman traumatis

Selain menemui korban, LPAI juga menemui kedua tersangka.

Dalam pertemuan singkat itu, salah satu tersangka, INA (18), mengaku pernah mengalami kejadian traumatis semasa kecil.

"Kami tadi menjumpai pelaku, pelaku muda (INA) mengaku memiliki latar belakang traumatis saat kanak-kanak dan remaja," kata Seto.

"Memang ini tidak bisa lepas dari pengalaman traumatis yang bisa meledak suatu saat," lanjut dia.

Baca juga: Temui ART Tersangka Penganiayaan Anak Majikan, Kak Seto: 1 Pelaku Punya Latar Belakang Traumatis

Kepada Seto, INA mengaku menerima tindak kekerasan dari orangtuanya.

"Ia mengaku menerima tindak kekerasan, pertama itu dari orangtuanya semasa kanak-kanak," kata Seto.

Selain dari orangtua tersangka, INA juga mengaku menerima kekerasan dari majikan yang sebelumnya.

"Kedua dari keluarga yang menampungnya (majikan) sebelum keluarga ini," pungkas Seto.

Tersangka akan diperiksa kejiwaannya

Seto menilai, situasi ini memungkinkan untuk diperlukannya pemeriksaan kejiwaan pada pelaku.

Sebab, selain salah satu tersangka yang mengaku mengalami tindak kekerasan, kata Seto, tersangka lainnya, ANI, juga berlatar belakang seorang ibu.

"Mungkin juga perlu pemeriksaan psikiatri, sebab dilihat, bagaimana pelaku ini meski sudah punya anak, sebagai ibu, tapi kenapa bisa melakukan tindakan ini," kata Seto.

Baca juga: ART Tersangka Penganiayaan Anak Majikan Akan Diperiksa Kejiwaannya

Di sisi lain, Seto mengatakan, kedua pelaku mengakui bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah salah.

"Mereka mengakui bahwa tindakan ini merupakan sesuatu yang salah. Mereka pun meminta maaf," kata dia.

Polisi pun berencana akan membawa kedua pelaku untuk menjalani pemeriksaan kejiwaan.

"Jadi dari penyidik akan membawa tersangka untuk dilakukan pemeriksaan ke psikiater di RS Kramat Jati," kata Ardhie.

Ardhie mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui apakah tersangka memiliki gangguan kejiwaan.

Perangi kekerasan terhadap anak-anak

Sementra itu, Seto menilai kasus ini merupakan bukti pentingnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap kekerasan pada anak.

"Kami mau memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada warga yang sudah peduli. Mereka merekam, kemudian memviralkan aksi (kekerasan) tersebut, sehingga kemudian bisa segera dilakukan penindakan," kata Seto.

Selain terekam kamera CCTV, perbuatan dua ART tersebut dibeberkan tetangganya di media sosial.

Seto mengatakan, tindakan yang dilakukan warga di salah satu perumahan di Cengkareng tersebut patut dicontoh warga lainnya.

"Orangtuanya mungkin di rumah, tapi dalam peristiwa ini berhasil terungkap, karena kepedulian orang lain mengabadikan dan berani mengungkap dan melaporkan," ujar Seto.

Baca juga: Balita Korban Penganiayaan ART Disebut Ibunya Cenderung Kasar dan Takut Melihat Wanita

Seto pun meminta masyarakat lebih peka dan peduli terhadap kejadian-kejadian yang menimpa anak-anak, khususnya terkait kekerasan terhadap anak.

"Kami mohon kepada masyarakat untuk menyadari bahwa melindungi anak itu butuh orang sekampung. Perlu pemberdayaan dan kepedulian masyarakat," kata Seto.

Seto pun menjelaskan ciri-ciri anak yang tengah mengelami kekerasan.

"Kalau anak yang tadinya ceria tapi tiba-tiba merenung, mohon peduli bahwa sedang terjadi sesuatu. Perilaku itu bisa menunjukkan adanya gangguan kesehatan fisik atau bisa jadi gangguan psikis," jelas Seto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com