"Jadi karena orang yang kami duga pelaku itu menggunakan topi, teknologi face recognition Polda Metro Jaya tingkat akurasinya tidak 100 persen," ungkap Zulpan.
Baca juga: Dhia Ul Haq, Pemukul Pertama Ade Armando Ditangkap di Pesantren Wilayah Tangsel
"Sehingga Abdul Manaf bisa dikatakan bukan sebagai pelaku dan sudah kami lakukan pemeriksaan," kata Zulpan.
Selain itu, polisi juga menangkap satu orang di luar enam pengeroyok Ade Armando yang sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pelaku bernama Arief Pardiani. Dia dibekuk di wilayah Jakarta pada Rabu, dini hari.
"Kami juga menambahkan ada juga satu pelaku lain di luar dari enam yang kita tetapkan sebagai tersangka. Dia atas nama Arief Pardiani. Kita tangkap di Jakarta," kata Zulpan.
Arief ditangkap karena diduga melakukan provokasi hingga memicu pengeroyokan kepada Ade Armando.
"Kalau terlihat di video medsos yang bersangkutan ini melakukan provokasi. Dengan kata-kata 'Ade Armando sudah mati', kemudian 'turun semua yang ada di Jakarta'," ucap Zulpan.
Baca juga: Motif Pengeroyok Ade Armando, Terprovokasi dan Kesal dengan Pendapat Korban
Penyidik masih memeriksa Arief Pardiani guna mengembangkan kasus penganiayaan kepada Ade Armando.
"Yang bersangkutan juga sudah kita amankan dan sedang kita lakukan pemeriksaan," kata Zulpan.
Dengan ditangkapnya para pelaku, motif pemukulan kepada Ade Armando pun terkuak.
Polisi menyebutkan, pelaku Komarudin dan M Bagja memiliki motif yang berbeda saat menganiaya Ade Armando.
Sementara untuk motif Dhia Ul Haq belum diketahui karena masih diperiksa setelah ditangkap.
"Untuk motif pelaku Komarudin melakukan pemukulan (terhadap Ade Armando) karena terprovokasi dengan situasi yang ada di TKP," ujar Zulpan.
Untuk pelaku M Bagja dalam pemeriksaannya mengaku memukul Ade Armando karena kesal dengan hal-hal yang disuarakan oleh korban di media sosial.
Baca juga: Sempat Ditetapkan Tersangka, Abdul Manaf Disebut Tak Terlibat Pengeroyokan Ade Armando
M Bagja juga menerima pesan di media sosial bahwa Ade Armando ada di lokasi aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR pada Senin lalu.
"Sementara Bagja sampaikan dalam pemeriksaan, yang bersangkutan kesal dengan apa yang disuarakan korban di media sosial. Ada kaitan dengan ada yang kirim pesan ke medsos terkait keberadaan korban di lokasi," ucap Zulpan.
Hingga kini, penyidik Polda Metro Jaya masih memburu pelaku pengeroyokan lain yang masih buron yakni Abdul Latif dan Ade Purnama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.