Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Bangun Majelis dengan Berutang, Kini Guru Ngaji Iskandarsyah Dapat Bantuan untuk Bayar Sewa Tempat Mengajar

Kompas.com - 14/04/2022, 17:27 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Iskandarsyah, seorang pedagang nasi goreng yang juga guru mengaji yang memiliki 90 murid di Jalan H Irin, Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kini mendapatkan perhatian pemerintah.

Untuk diketahui, untuk dapat mengajar murid-muridnya secara bergantian, Iskandar menyewa lahan kosong untuk dibangun majelis sebesar Rp 15 juta per tahun.

Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid

Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin memberikan bantuan berupa uang tunai kepada Iskandar pada Kamis (14/4/2022) ini.

Munjirin mengatakan, bantuan uang tunai tersebut diberikan untuk memperpanjang sewa lahan yang saat ini digunakan Iskandar sebagai tempat mengajar.

"Bantuan kontrak untuk satu tahun sudah saya sampaikan ke Ustaz Iskandar. Tidak jadi minggu depan, (tetapi diberikan) hari ini," ujar Munjirin saat dikonfirmasi, Kamis.

Baca juga: Tekad Yahya Edward Jadi Guru Mengaji, Ingin Hidup Bermanfaat bagi Orang Lain

Munjirin berharap sosok Iskandar, yang mendidik anak-anak dalam urusan agama tanpa pamrih, bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

"(Murid yang tak kuat bayar) semua gratis dan dibiayai dari hasil Ustaz Iskandar berjualan nasi goreng dan kwetiau. Saya berharap akan banyak lahir sosok-sosok seperti Ustaz Iskandar di Jakarta Selatan," kata Munjirin.

"Saya mengajak kepada para dermawan untuk bisa membantu, di mana tempat belajar (Iskandar) sekarang masih ngontrak agar bisa miliki tempat sendiri," ucap Munjirin.

Membangun tempat mengaji dengan berutang

Iskandar mulai mengajar mengaji pada 2003, tepat saat ia menginjakkan kaki di wilayah Lebak Bulus. Saat itu ia dan sang istri belum dikaruniai anak.

"Saat itu saya melihat jarang sekali guru ngaji. Saya perhatikan, akhirnya saya bilang sama ibu-ibu, 'Ntar tolong ibu, anak-anak di suruh ngaji'," kata Iskandar, Senin lalu.

Saat itu, Iskandar memanfaatkan ruang tamu kontrakan sebagai tempat untuk mengajar.

Tak terasa, waktu terus berlalu, hari berganti minggu, anak-anak yang belajar mengaji terus bertambah.

Baca juga: Sedikit demi Sedikit, Aku Ingin Memberantas Buta Baca Al Quran...

Tempat Iskandar mengajar tak muat lagi menampung murid-muridnya. Kala itu ia pernah mengajukan untuk mengajar di masjid terdekat, tetapi tidak diperkenankan dengan suatu alasan.

"Saya ingat sampai 2004, tepat kejadian tsunami di Aceh, itu murid saya sudah hampir 50. Akhirnya saya dapat uang Rp 1 juta buat sewa lahan di Jalan H Gandun," ucap Iskandar.

Lahan kosong yang disewa Iskandar itu seluas 250 meter persegi. Di lahan tersebut, ia kemudian membangun tempat mengaji dengan bangunan semipermanen.

Saat itu, Iskandar meminjam uang Rp 1,5 juta untuk membeli kayu. Namun, uang itu tak cukup untuk mendirikan bangunan, sehingga ia berutang ke toko bangunan hingga mencapai Rp 4,5 juta.

"Saat itu (tempat mengajar mengaji) cuma kerangka saja, asbes dan tripleks. Seiring berjalannya waktu, banyak yang membantu, akhirnya 2009 bangunan sempurna, saya rekrut para guru," kata Iskandar.

Baca juga: Marbot hingga Guru Honorer Terima Santunan dari Baznas Jakarta Utara

Tahun 2009, Iskandar menjadikan tempat mengajarnya sebagai yayasan dan mendaftarkannya sebagai madrasah diniyah.

"Tapi sampai pada akhirnya tanah itu mau dijual dan saya pindah tahun 2017. Saya bongkar sendiri, memanfaatkan kayu dan barang lainnya itu untuk bangun di sini," kata Iskandar.

Tempat mengajar yang dibangun dari kayu di tempat lama itu tak lain adalah tempat Iskandar mengajar saat ini di Jalan H Irin, Lebak Bulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com