JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sepekan terakhir, terdapat dua remaja yang meninggal diduga akibat mengadang truk di Kota Tangerang.
Peristiwa pertama terjadi di Jalan Otto Iskandardinata, Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang, pada Jumat (3/6/2022) siang.
Korban yang berinisial Y (14) tahun itu mengadang truk bersama rekan-rekannya untuk membuat konten di media sosial.
Sopir truk tak sempat menginjak rem tepat waktu sehingga Y pun tewas seketika. Sopir truk itu pun harus berurusan dengan aparat kepolisian.
Baca juga: Remaja Tewas Terlindas di Karawaci, Diduga Hendak Membuat Konten Mengadang Truk
Berselang beberapa hari, tepatnya pada Selasa (7/6/2022) dini hari, peristiwa serupa kembali terjadi di Jalan M Toha, Sangiang Jaya, Periuk, Kota Tangerang.
Korban berinisial AF (14) juga tewas akibat nekat mengadang truk yang sedang melaju.
Dua peristiwa tragis di Kota Tangerang itu mengingatkan Sahil (27) pada kejadian sekitar tiga bulan lalu saat ia melintas di Jalan Raya Parung-Bogor, Jawa Barat.
Saat itu, tanpa Sahil sadari, dari jauh sekelompok remaja tiba-tiba berusaha menghentikan truknya.
Sontak, Sahil merasa kaget dan langsung menginjak rem sembari menekan klakson. Beruntung, Sahil berhasil berhenti nyaris mepet ke tubuh dua pengadangnya.
”Sudah dekat sekali hidung truk dengan anak-anak itu. Telat saya mengerem, nabrak pasti. Kaget dan panik," ujar Sahil saat sedang beristirahat di salah satu warung sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (7/6/2022), dilansir dari Kompas.id.
Baca juga: Fenomena Remaja Adang Truk dan Upaya Mendewakan Identitas
"Saya bunyikan klakson terus, mereka enggak mau menepi malah melototin dan memaki. Satu dari kelompok mereka lempar batu. Untung enggak kena kaca. Pokoknya saya klakson sampai mereka menepi,” sambung Sahil.
Kejadian itu ternyata bukan kali pertama Sahil alami. Ia mengaku setidaknya tiga kali mengalami hal serupa. Ayah satu anak itu pun tak habis pikir dengan kelakuan yang sangat membahayakan nyawa itu.
Sopir truk lainnya, Idun (34), menilai, aksi nekat menghentikan truk tidak hanya bisa menyebabkan terlindas atau berujung maut, tetapi bisa membahayakan pengendara lainnya.
”Mainnya nyawa, bertaruh nyawa. Gila. Apa tujuannya sih? Apa tidak mikir itu berbahaya. Bukan mereka saja, pengguna jalan lain juga bahaya," kata Idun.
"Bahaya lagi kami. Bisa saja kami ditangkap karena menabrak mereka. Diamuk massa, dituduh membunuh,” sambungnya.
Baca juga: Sopir Truk yang Melindas Remaja di Karawaci Diperiksa Polisi, Status Masih Saksi
Menurut Idun, tak mudah mengendarai truk bertonase berat atau sumbu tiga, apalagi jika dalam kondisi harus menghindari aksi nekat para remaja.
”Mau bawa pelan sekalipun, 20-30 kilometer per jam, jika diadang gitu tetap susah mengendalikan truknya. Manuver ke kiri atau ke kanan membahayakan kendaraan lainnya. Saat harus mengerem mendadak juga bisa membahayakan kami karena tersentak ke depan,” katanya.
Begitu pula dengan Ega (25) yang resah dengan keberadaan para remaja tersebut. Ia beberapa kali menjumpai sekelompok remaja nekat.
Saat berjumpa mereka, dari jauh Ega sudah memperlambat kendaraannya agar saat diadang bisa memperkirakan jarak aman dengan menginjak rem.
Namun, hal itu tidak berlaku pada malam hari.
Baca juga: Diduga Buat Konten di Dekat Exit Tol Soreang, Remaja 14 Tahun Ditabrak Truk
Sulit untuk memperhatikan atau memprediksi keberadaan kelompok remaja nekat yang tiba-tiba muncul.
”Malam hari itu ada, loh. Dah, itu pasrah saja. Truk saya sudah berapa kali ditumpangi, itu posisi saat bawa pelan ada anak-anak berlari naik ke belakang. Kan nekat dan membahayakan diri,” kata Ega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.