Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Sopir Truk Kerap Diadang Rombongan Remaja Nekat: Kalau Telat Ngerem, Pasti Nabrak

Kompas.com - 09/06/2022, 12:08 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sepekan terakhir, terdapat dua remaja yang meninggal diduga akibat mengadang truk di Kota Tangerang.

Peristiwa pertama terjadi di Jalan Otto Iskandardinata, Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang, pada Jumat (3/6/2022) siang.

Korban yang berinisial Y (14) tahun itu mengadang truk bersama rekan-rekannya untuk membuat konten di media sosial.

Sopir truk tak sempat menginjak rem tepat waktu sehingga Y pun tewas seketika. Sopir truk itu pun harus berurusan dengan aparat kepolisian. 

Baca juga: Remaja Tewas Terlindas di Karawaci, Diduga Hendak Membuat Konten Mengadang Truk

Berselang beberapa hari, tepatnya pada Selasa (7/6/2022) dini hari, peristiwa serupa kembali terjadi di Jalan M Toha, Sangiang Jaya, Periuk, Kota Tangerang.

Korban berinisial AF (14) juga tewas akibat nekat mengadang truk yang sedang melaju. 

Dua peristiwa tragis di Kota Tangerang itu mengingatkan Sahil (27) pada kejadian sekitar tiga bulan lalu saat ia melintas di Jalan Raya Parung-Bogor, Jawa Barat.

Saat itu, tanpa Sahil sadari, dari jauh sekelompok remaja tiba-tiba berusaha menghentikan truknya.

Sontak, Sahil merasa kaget dan langsung menginjak rem sembari menekan klakson. Beruntung, Sahil berhasil berhenti nyaris mepet ke tubuh dua pengadangnya.

”Sudah dekat sekali hidung truk dengan anak-anak itu. Telat saya mengerem, nabrak pasti. Kaget dan panik," ujar Sahil saat sedang beristirahat di salah satu warung sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (7/6/2022), dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: Fenomena Remaja Adang Truk dan Upaya Mendewakan Identitas

"Saya bunyikan klakson terus, mereka enggak mau menepi malah melototin dan memaki. Satu dari kelompok mereka lempar batu. Untung enggak kena kaca. Pokoknya saya klakson sampai mereka menepi,” sambung Sahil.

Kejadian itu ternyata bukan kali pertama Sahil alami. Ia mengaku setidaknya tiga kali mengalami hal serupa. Ayah satu anak itu pun tak habis pikir dengan kelakuan yang sangat membahayakan nyawa itu.

Sopir truk lainnya, Idun (34), menilai, aksi nekat menghentikan truk tidak hanya bisa menyebabkan terlindas atau berujung maut, tetapi bisa membahayakan pengendara lainnya.

”Mainnya nyawa, bertaruh nyawa. Gila. Apa tujuannya sih? Apa tidak mikir itu berbahaya. Bukan mereka saja, pengguna jalan lain juga bahaya," kata Idun.

"Bahaya lagi kami. Bisa saja kami ditangkap karena menabrak mereka. Diamuk massa, dituduh membunuh,” sambungnya.

Baca juga: Sopir Truk yang Melindas Remaja di Karawaci Diperiksa Polisi, Status Masih Saksi

Menurut Idun, tak mudah mengendarai truk bertonase berat atau sumbu tiga, apalagi jika dalam kondisi harus menghindari aksi nekat para remaja.

”Mau bawa pelan sekalipun, 20-30 kilometer per jam, jika diadang gitu tetap susah mengendalikan truknya. Manuver ke kiri atau ke kanan membahayakan kendaraan lainnya.  Saat harus mengerem mendadak juga bisa membahayakan kami karena tersentak ke depan,” katanya.

Begitu pula dengan Ega (25) yang resah dengan keberadaan para remaja tersebut. Ia beberapa kali menjumpai sekelompok remaja nekat.

Saat berjumpa mereka, dari jauh Ega sudah memperlambat kendaraannya agar saat diadang bisa memperkirakan jarak aman dengan menginjak rem.

Namun, hal itu tidak berlaku pada malam hari.

Baca juga: Diduga Buat Konten di Dekat Exit Tol Soreang, Remaja 14 Tahun Ditabrak Truk

 

Sulit untuk memperhatikan atau memprediksi keberadaan kelompok remaja nekat yang tiba-tiba muncul.

”Malam hari itu ada, loh. Dah, itu pasrah saja. Truk saya sudah berapa kali ditumpangi, itu posisi saat bawa pelan ada anak-anak berlari naik ke belakang. Kan nekat dan membahayakan diri,” kata Ega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com