"Yang ada adalah tinjauan pandangan saya ketika waktu itu sebagai akademisi dan sebagai kepala daerah ketika ditanya dalam sebuah seminar online tentang masalah Jakarta ke depannya pasca-IKN," sambung dia.
Dalam seminar online tersebut, Idris mengaku memberikan kesimpulan menyeluruh terhadap kemajuan Jakarta beserta daerah-daerah penyangga setelah Jakarta tak menjadi ibu kota negara.
"Yang jadi kesimpulan saya bahwa kajian kompreherensif terhadap eksistensi kemajuan Jakarta pasca-IKN, di antaranya perhatian terhadap kondisi kota penyangga, tidak Depok khusus," papar Idris.
"Saya juga yakin kalau hanya depok misalnya, ke depannya enggak menyelesaikan masalah (Jakarta)," tambah dia.
Baca juga: 5 Tempat Nongkrong di Depok yang Murah dan Instagramable
Sementara itu, di akhir-akhir permohonan maaf hingga klarifikasinya tersebut. Idris memuji Pemprov Jabar yang disebutnya telah mendorong pembangunan Kota Depok.
Bahkan, dia mengklaim Pemprov Jabar memprioritaskan pembangunan untuk Kota Depok.
"Sudah banyak sekali, bahkan (Gubernur Jawa Barat) RK (Ridwan Kamil) sudah mengatakan sendiri kalau Depok saya bakal proritaskan," kata Idris.
"Karena Depok etalasenya Jawa Barat. Artinya, kalau Depok-nya jelek, Jawa Barat ikut jelek. Kalau Depoknya cakep, ini loh (karena) gubernurnya hebat," tambah dia.
Baca juga: Pasokan Air Sejumlah Kelurahan di Depok Terganggu, PDAM Sediakan Mobil Tangki Air Bersih Gratis
Berkat dukungan pembangunan dari Pemprov Jabar itu, Idris menuturkan, pendapatan asli daerah (PAD) Depok mengalami kenaikan.
Terlebih, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya juga berada di peringkat ketiga se-Jawa Barat.
"PAD kami sudah naik terus. Pembangunan sudah luar biasa, kalau dari sisi IPM nomer tiga se-Jawa Barat setelah Bandung dan Bekasi," ujar Idris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.