"Sudah tiga kali (pertemuan), tapi pada akhirnya mereka tetap pasang tarif Rp 1.000 itu," tutur Vicky.
Sejumlah penumpang juga ikut merasakan dampaknya. Apabila mereka menggunakan jasa ojol tetapi enggan membayar Rp 1.000, maka penumpang harus berjalan kaki sejauh 100-200 meter dari pintu masuk stasiun.
Seorang pengguna jasa ojol sekaligus pengguna KRL, Tari (46), merasa bingung dengan adanya pungutan Rp 1.000 tersebut.
Tari mengungkapkan, akibat adanya pungutan untuk ojol, akses masuk area stasiun jadi dibagi dua.
"Enggak tahu (kejelasan pungutan Rp 1.000), karena jadi aneh, ada dua pintu akses di stasiun ini," kata Tari di Stasiun Bekasi Timur.
Baca juga: Ada Pungutan Rp 1.000 untuk Driver Ojol di Stasiun Bekasi Timur, Penumpang Mengaku Ikut Rugi
Selain Tari, pengguna jasa ojek daring bernama Marina juga kebingungan.
Menurut Marina, selain pengemudi ojol, para penumpang juga merasa dirugikan dengan adanya pungutan Rp 1.000 yang diterapkan di Stasiun Bekasi Timur.
Marina berharap tak ada lagi pungutan bagi pengemudi ojol yang mengantar dan menjemput penumpang di Stasiun Bekasi Timur.
"Saya penginnya kayak dulu saja, driver bisa keluar-masuk buat antar penumpang di depan pintu masuk peron, tapi ya enggak usah bayar, kayak langsung saja," kata Marina.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Eva Chairunisa pun buka suara mengenai karcis tersebut.
Eva mengatakan bahwa area parkir di Stasiun Bekasi Timur belum dikelola oleh PT KAI. Lahan itu dikelola secara resmi oleh pengelola lahan parkir.
Karcis yang dikeluarkan pengelola lahan parkir, Eva berujar, merupakan karcis resmi.
"Terkait parkir di stasiun, itu resmi dan tidak pungli, tiketnya memang bukan tiket parkir stasiun," ujar Eva.
Eva berujar, karcis itu hanya diberikan ketika pengemudi ojol menurunkan atau menjemput penumpang melewati gerbang parkir yang sudah ditentukan.
"Kami sudah melakukan konfirmasi bahwa hal tersebut sudah menjadi kebijakan pengelola parkir, resmi di area tersebut, sehingga jika tidak melewati gate, tidak perlu membayar," ujar Eva.
Eva mengibaratkan karcis itu seperti kondisi di mal atau pusat perbelanjaan.
"Ya, seperti kalau di mal, ada beberapa yang drop off (menurunkan penumpang), kemudian keluar tetap dikenakan biaya, karena sudah melalui gate," tutur Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.