Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Pengaduan Langsung ke Balai Kota Tak Sia-sia, Pengamat: Jangan Cuma Andalkan Birokrat!

Kompas.com - 22/10/2022, 11:25 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, ramainya pengaduan langsung ke Balai Kota seelah dibuka kembali mengindikasikan masih minimnya pemahaman digital masyarakat.

Seperti diketahui, pengaduan langsung ini baru dibuka kembali oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Kebijakan ini diklaim mendorong masyarakat terus berdatangan ke pendopo Balai Kota.

Kendati demikian, Trubus mengingatkan agar pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat tak hanya sekedar berhenti di meja birokrat agar pengaduan masyarakat itu tak sia-sia.

Baca juga: Pengaduan Langsung ke Balai Kota Masih Diserbu Warga Ibu Kota, Pengamat: Tak Semua Masyarakat Melek Digital

"Jangan hanya mengandalkan ASN (aparatur sipil negara). Harus ada keterlibatan pihak lain, misalnya pakar, lembaga atau tokoh masyarakat," ujar Trubus kepada Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Lebih lanjut Trubus menjelaskan, mayoritas masyarakat mengkehendaki adanya kejelasan mekanisme dan prosedur hingga ke tahap penyelesaian. Dalam prosesnya, kebanyakan masyarakat ingin ditangani masalahnya dengan cepat.

"Harus melibatkan pakar dan ahli agar pengaduan tersebut bisa langsung direspons dan ditindaklanjuti. Karena jenis kasus pengaduannya macam-macam," kata Trubus.

Selain itu, Trubus mengatakan sebaiknya balai pengaduan tersebut tak hanya dibatasi beberapa jam saja. Kalau bisa, kata dia, pengaduan atau pun solusinya harus ditangani sepanjang waktu.

"Solusinya, (masa) pengaduan harus diperpanjang dengan melibatkan tim yang banyak. Kalau hanya ASN, saya rasa sulit untuk memuaskan publik," ujar Trubus.

Baca juga: Riwayat Pengaduan di Balai Kota, Dimulai Ahok, Ditiadakan Anies, Dihidupkan Kembali Heru

Sejak 18-20 Oktober 2022, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat 83 warga Ibu Kota telah membuat laporan di posko pengaduan yang terletak di Balai Kota DKI Jakarta.

Masih banyak masyarakat yang memilih untuk melapor secara langsung ke pos Pemprov DKI, meski telah ada layanan pengaduan secara daring lewat aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

Kendati demikian, kata Trubus, bukan berarti pengaduan lewat aplikasi daring tidak efektif sepenuhnya. Menurut dia, bentuk pengaduan masyarakat memang perlu dilakukan secara hybrid, yaitu kombinasi sistem daring dan luring.

"Kalau menurut saya memang pengaduan itu sifatnya harus hybrid, yaitu langsung dan JAKI. Namun, semuanya harus ada keterlibatan pihak lain," kata Trubus.

Untuk diketahui, pada era Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, masyarakat memang bisa mengadu langsung ke Pemprov DKI Jakarta. Posko pengaduan biasa dibuka di Pendopo Balai Kota DKI sejak pagi hari.

Baca juga: Dukung Heru Aktifkan Lagi Pengaduan Langsung, Djarot: Ada Masalah yang Tak Bisa Diselesaikan Online

Namun, pada era eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan wakilnya, Sandiaga Uno atau Ahmad Riza Patria, sistem pengaduan masyarakat secara langsung itu dihapuskan.

Anies pun meluncurkan aplikasi Jakarta Kini atau Jaki. Melalui aplikasi ini, warga Jakarta bisa melaporkan berbagai kejadian dan langsung bisa melihat tindak lanjut dari pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com