Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2022, 08:38 WIB
Reza Agustian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat perbelanjaan Plaza Semanggi yang berada di wilayah strategis kawasan Semanggi seolah telah melewati masa jayanya.

Kondisi mal primadona yang terletak di jantung Ibu Kota itu saat ini sepi pengunjung berbeda dengan dahulu kala.

Saat Kompas.com berkunjung ke Plaza Semanggi pada Senin (5/12/2022), pusat perbelanjaan itu tampak sepi. Jumlah pengunjung yang datang dapat dihitung dengan jari.

Baca juga: Lorong Sepi di Plaza Semanggi, Mal Primadona di Jantung Kota yang Semakin Ditinggalkan Pengunjung...

Suara tawar menawar antara pedagang dan pembeli tak terdengar. Antrean pengunjung yang menunggu lift terbuka juga tidak terlihat.

Lorong-lorong di lantai GF dan UG Plaza Semanggi terlihat lowong karena banyaknya kios yang tutup.

Hanya terlihat beberapa toko kecil, sebuah restoran dan tempat kopi dengan merek ternama masih buka di lantai tersebut.

Saking sepinya, pemilik salah satu toko di lantai GF bahkan menjual perlengkapan dagangnya.

Baca juga: Senja Kala Plaza Semanggi, Pemilik Toko sampai Jual Perlengkapan Dagangnya...

Di kaca toko terlihat selembar kertas bertulisan "DIJUAL Rak Stainless" lengkap dengan nomor ponsel, menandakan bahwa pemilik toko tak akan berjualan lagi di Plaza Semanggi.

Padahal, pusat perbelanjaan ini dulu terkenal ramai didatangi oleh mahasiswa dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya dan pegawai kantoran.

Meski kemarin merupakan hari kerja, tak terlihat mahasiswa ataupun pegawai kantoran berseliweran di mal tersebut.

Omzet terjun bebas 

Dalam memulai usaha bisnis tak selamanya berjalan mulus. Ungkapan tersebut seperti nyata yang dirasakan Euis (57) pedagang pakaian di Plaza Semanggi, saat ini.

Sepinya Plaza Semanggi berdampak pada menurun drastisnya omzet penjualan Euis.

Baca juga: Dulu Omzet Jualan di Plaza Semanggi Bisa Rp 1 Juta Per Hari, Sekarang Rp 300.000 Seminggu

Euis menceritakan, sepinya pengunjung yang membeli pakaian di tokonya bernama Groovy Style dirasakan semenjak pandemi Covid-19 melanda DKI Jakarta.

Setelah kasus Covid-19 berangsur-angsur reda, omzet penjualan Euis tak kembali meningkat seperti dahulu kala.

Euis (57) seorang pedagang pakaian di Plaza Semanggi, sabar menunggu pelanggan membeli dagangan yang ia jajakan meski kondisi pusat perbelanjaan yang berada di daerah strategis kawasan Semanggi saat ini sepi pengunjung, Senin (5/12/2022).kompas.com/REZA AGUSTIAN Euis (57) seorang pedagang pakaian di Plaza Semanggi, sabar menunggu pelanggan membeli dagangan yang ia jajakan meski kondisi pusat perbelanjaan yang berada di daerah strategis kawasan Semanggi saat ini sepi pengunjung, Senin (5/12/2022).

"Dulu sebelum pandemi (Covid-19) tertolong dari pengunjung pegawai kantoran dan anak kampus. Kalau sekarang kantor di lantai atas juga sudah pada tutup," ujar Euis saat ditemui di sela waktunya berjualan, Senin.

Sambil mengenang masa berjayanya jualan di Plaza Semanggi, Euis berujar, ia bisa meraup uang hingga Rp 1 juta per hari.

Baca juga: Cerita Pedagang Tetap Jualan di Plaza Semanggi meski Omzet Merosot, Dapat Keringanan Bayar Sewa Toko

Itu pun ia dapatkan saat mal dalam kondisi sepi. Artinya jika saat itu Plaza Semanggi sedang ramai, omzet penjualannya melebihi angka tersebut.

"Kalau masalah omzet dahulu sesepinya bisa Rp 1 juta (per hari), kalau Jumat, Sabtu, Minggu bisa Rp 4 juta," ucap dia.

Namun, kondisi kini.jauh berbeda dirasakan Euis. Sulit baginya untuk meraih omzet seperti dulu.

Pasalnya, pusat perbelanjaan itu saat ini sangat sepi dari pengunjung.

Baca juga: Plaza Semanggi yang Kini Sepi, Dulu Adalah Rumah Dari Beragam Outlet Merk Dunia

"Sekarang mah seminggu bisa Rp 300.000," tutur Euis.

Bahkan ia mengakui, terkadang tidak ada satu pun pengunjung yang membeli busana yang Euis jual.

"Terkadang nol (barang yang terjual), sama sekali nggak jualan," ujar Euis.

Bertahan karena dapat keringanan bayar sewa toko

Meskipun omzet penjualan Euis merosot seiring sepinya pengunjung Plaza Semanggi. Ia tak mengambil pusing hal tersebut.

Ia mengaku tetap bertahan jualan di Plaza Semanggi karena tak terbebani oleh biaya sewa toko karena diberi keringanan oleh manajemen mal.

Baca juga: Plaza Semanggi Ditinggalkan Pengunjung, Pedagang: Kadang Sepi, Enggak Ada yang Beli

"Kami mainnya bagi hasil, dulu kan kami pedagang bayar sewa. Kalau sekarang tuh kami bagi hasil, bayar sewanya dibebasin," kata Euis.

Euis berujar, saat ini dia hanya perlu membayar jasa servis seperti kebersihan dan biaya listrik ke manajemen Plaza Semanggi.

"Cuma bayar servis saja sama listrik," ungkap dia.

Selain itu, Euis juga tetap berjualan karena tak perlu menggaji pegawai. Ia selama ini berjualan seorang diri tanpa bantuan pegawai.

Baca juga: Nasib Blok M dan Ratu Plaza Sepi Pengunjung, APPBI DKI: Mayoritas Mal di Jakarta Sebetelunya Sudah Mulai Pulih

"Karena aku juga jaga sendiri, enggak gaji karyawan jadi nggak terlalu berat biayanya," tutur Euis.

Euis hanya bisa bersyukur masih tetap bertahan menjual pakaian di Plaza Semanggi meskipun toko-toko lain sudah mulai tutup.

"Prinsip saya itu berusaha dan berdoa, jadi makanya saya semangat saja terus. Alhamdulillah berkat doa dari orangtua masih tetap buka toko saya," ucap Euis.

"Alhamdulillah buat bayar servis dan listrik ada saja, yang penting saya sekarang putar modal saja lah," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com