Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Perdagangan Orang ke Timur Tengah Ambil Keuntungan Rp 15 Juta Per Calon Pekerja

Kompas.com - 10/02/2023, 23:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengungkap sindikat perdagangan orang dengan target daerah Timur Tengah mengambil keuntungan hingga Rp 15 juta per orang.

"Kalau kita rupiahkan, (sindikat perdagangan orang ini mengambil keuntungan) Rp 10 sampai 15 juta per orang," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Polisi Rezha Rahandhi, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Polresta Bandara Soekarno-Hatta Tangkap Sindikat Perdagangan Orang, Salah Satunya IRT

Menurut Rezha, ketiga pelaku yang ditangkap bekerja sama dalam sebuah perusahaan agensi penyalur tenaga kerja berinisial AZ di Jawa Barat.

Perusahaan tersebut mendapatkan permintaan tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk dikirimkan ke luar negeri terkait.

Adapun, dana yang diberikan oleh perusahaan asing luar negeri itu sebesar 3.200 dollar AS per orang.

"Jadi dana itu sebenarnya dari luar negeri, biasanya dihitung per orang untuk pengurusan (dokumen dan administrasi resmi) dan seharusnya itu bisa diurus oleh perusahaan yang prosedural (resmi)," ujar Rezha.

Baca juga: Sindikat Perdagangan Orang sebagai Pekerja Migran Terungkap, Begini Peran Pelaku

"Kalau ini kan (diurus secara) non-prosedural (tidak resmi), jadi cepat aja dengan biaya 3.200 dollar AS per orang, yang nanti (orang yang didagangkan) ditampung oleh perusahaan AZ (sebelum dikirim ke negara tujuan)," tambah dia.

Hal ini dianggap mengkhawatirkan karena sindikat tersebut telah lebih dari 15 kali mengirimkan orang untuk bekerja secara ilegal di luar negeri.

Sekali pengiriman, sindikat itu bisa mengirimkan puluhan hingga ratusan orang.

"Jadi yang kali ini diduga 38 orang akan berangkat ke Timur Tengah, tapi kota tujuannya kami tidak tahu," jelas Rezha,

Setelah tiga tersangka ditangkap polisi, polisi menduga ada 68 orang lagi yang tengah menunggu giliran untuk diberangkatkan oleh penyalur tenaga kerja ilegal ini.

Baca juga: Warga Bekasi Diminta Waspadai Potensi Pohon Tumbang akibat Angin Puting Beliung

Pihak kepolisian sampai saat ini masih mendalami perkara dan terus melakukan penyelidikan terkait perdagangan orang beserta perusahaan terkait.

Kasus ini terungkap pada Senin (17/10/2022) di area Gate 5 Keberangkatan Internasional Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Banten.

Wakapolresta Bandara Soetta AKBP Anton Firmanto mengungkapkan, dalam melaksanakan aksinya, para pelaku memiliki peran masing-masing, seperti mengurus paspor, mengurus visa, dan merekrut korban.

"Calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang diberangkatkan akan terekploitasi di negara tujuan," ujar Anton.

Ketiga tersangka yang ditangkap yaitu RC alias UR (43) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga asal Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Baca juga: Banyak Foto Anak Kecil di Ponselnya, Pedagang Aksesori yang Cabuli Siswi SD Tambora Diduga Pedofil

Tersangka kedua adalah ABM alias O (46) berprofesi sebagai wiraswasta asal Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia berperan memberangkatkan calon pekerja migrain Indonesia.

Terakhir, MAB (49) yang berprofesi sebagai karyawan swasta asal Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 81 Jo Pasal 69 dan atau Pasal 83 Jo Pasal 68 Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, dengan ancaman hukuman paling lama 10 tahun penjara atau denda Rp15 miliar dan atau Pasal 4 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), dengan ancaman hukuman paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun penjara dan pidana denda paling sedikit Rp 120 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com