JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari Minggu, 14 Desember 1975, seluruh elemen masyarakat Jakarta turun tangan membersihkan sampah yang "menggunung" di Ibu Kota.
Menurut arsip harian Kompas, di tahun tersebut kesadaran warga Jakarta untuk membuang sampah pada tempatnya masih sangat rendah.
Hal tersebut membuat Ibu Kota Jakarta tampak kumuh dan tidak layak disebut sebagai miniatur Indonesia.
Situasi pengelolaan sampah yang tidak ideal tersebut membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Wiriadinata, menyatakan perang terhadap sampah lewat Operasi Karya Bhakti.
Operasi Karya Bhakti diikuti seluruh pegawai negeri sipil (PNS) DKI yang saat itu berjumlah 45.000 orang.
Baca juga: Fakta Majikan Tak Sengaja Tembak Sopir Fortuner, Punya Izin Kepemilikan Senpi dan Sekarang Ditahan
Turut dilibatkan pula anggota hansip sebanyak 23.000 orang, serta anggota TNI (saat itu ABRI) yang berdomisili di Jakarta sekitar 60.000 orang.
Selain itu, berbagai elemen masyarakat juga berpartisipasi seperti pedagang besar, kecil, mahasiswa, pelajar, dan warga lainnya.
Masyarakat diminta sudah mulai turut berpartisipasi dengan gerakan kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan.
Selain itu, masyarakat diminta sudah menyiapkan sampah mereka di muka halaman rumah masing-masing.
Adapun PNS DKI, Hansip, dan anggota TNI membersihkan sampah yang ada di atas tanah, di dalam got, saluran air, dan sebagainya.
Baca juga: Ketika Suami Mengaku Puas Habisi Nyawa Istri di Penginapan Kawasan Makasar Jaktim...
Pemprov DKI saat itu menyediakan 280 armada angkutan sampah akan digunakan semua dan mereka akan bermarkas di lantai I Blok G Balai Kota Jalan Merdeka Selatan Jakarta.
Anggota masyarakat yang memerlukan angkutan sampah tersebut dapat langsung menghubungi markas operasi dengan nomor telepon 53297.
Menurut Wagub Wiriadinata, Operasi Karya Bhakti mendesak dilaksanakan karena baik pemerintah maupun masyarakat kala itu sudah tidak tahan melihat kotornya ibukota.
Sasaran dari operasi tersebut adalah meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran warga.
Jika masalah sampah tidak segera ditanggulangi, Wiriadinata khawatir akan timbul gangguan ketertiban yang membuat Jakarta menjadi sarang penyakit.
Selain itu Wiriadinata yakin penanggulangan masalah sampah di Jakarta dapat mengatasi masalah banjir yang melanda ibukota setiap tahun.
Baca juga: Ironi Kampung Susun Bayam, Selesai Dibangun dengan Megah tapi Warga Masih Tidur Berimpitan di Tenda
Hasil dari Operasi Karya Bhakti tersebut, Dinas Kebersihan Jakarta mampu mengumpulkan lebih dari 10.000 meter kubik tumpukan sampah hanya dalam waktu satu hari.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta kala itu, Tjetje Rochman, mengatakan dalam operasi tersebut hampir seluruh warga masyarakat turun langsung dalam kancah perang terhadap sampah.
Tjejte mengatakan partisipasi masyarakat dalam Operasi Karya Bhakti besar sekali, terlihat dari dikerahkannya 518 truk untuk mengangkut sampah yang dikumpulkan masyarakat.
"Demikian pula gerobak sampah dan peralatan lainnya yang jumlahnya mencapai 9.200 unit. Semuanya terpakai," ujar Tjetje.
Di sisi lain, Wagub Wiriadinata juga puas dengan hasil Operasi Karya Bhakti yang ia galakan.
"Coba kalau begini terus, Jakarta pasti bersih tanpa komando lagi," kata Wiriadinata kapada wartawan usai meninjau sudut ibukota usai Operasi Karya Bhakti.
Menurut dia, untuk dapat menumpas seluruh sampah di ibukota memang tidak cukup dengan satu kali Operasi Karya Bhakti.
Namun Wiriadinata optimistis operasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan menjaga kebersihan di ibukota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.