Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bumerang" Bripka Madih yang Berbalik ke Diri, Kini Diserang Rentetan Laporan dari Para Tetangga

Kompas.com - 21/02/2023, 08:39 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerasan yang dialami oleh Bripka Madih dan diduga dilakukan oknum penyidik dari Polda Metro Jaya, kini terus bergulir dan belum menemui titik ujung.

Informasi soal dugaan pemerasan itu mencuat ke publik usai video Bripka Madih yang mengamuk di depan perumahan Premier Estate 2 di Jatiwarna, Pondok Melati, Kota Bekasi sambil menggunakan baju Provos, viral.

Dalam video, Madih mengaku dia telah dimintai sejumlah uang oleh oknum penyidik Polda Metro Jaya saat melaporkan peristiwa dugaan penyerobotan tanah yang dilakukan pihak pengembang perumahan pada 2011.

"Saya ingin melaporkan penyerobotan tanah ke Polda Metro Jaya, malah dimintai biaya penyidikan sama oknum penyidik dari Polda Metro," ungkap Madih, Kamis (2/2/2023) lalu.

Baca juga: Dilaporkan atas Dugaan Penyerobotan Lahan, Bripka Madih: Saya Enggak Mundur

Tak hanya dimintai sejumlah uang, oknum polisi yang menerima laporan Madih juga diduga meminta tanah seluas 1.000 meter persegi.

Namun, Polda Metro menyatakan tuduhan itu tak terbukti.

Belakangan, kasus Bripka Madih terus merembet hingga memunculkan tindakan lapor-melapor.

Bak melempar sebuah bumerang, justru Bripka Madih yang kini dilaporkan ke polisi. Berbagai pengakuan juga ikut muncul.

Laporan kepada Bripka Madih itu dibuat oleh tetangganya di RW 03, Kelurahan Jatiwarna, Pondok Melati, Kota Bekasi.

Mereka merasa terintimidasi oleh tindakan Madih dan menganggap justru Madih yang menyerobot lahan mereka.

Baca juga: Datangi Mapolres Bekasi Kota, Tetangga Laporkan Bripka Madih atas Dugaan Penyerobotan Lahan

Warga melapor ke Polda Metro Jaya

Puluhan warga dari RT 004 RW 003 yang juga tetangga Madih mendatangi Mapolda Metro Jaya, Senin (6/2/2023) lalu.

Kedatangan mereka untuk melaporkan Madih yang dinilai telah membuat resah warga atas kelakuannya.

Ketua RW setempat, Nur Asiah Syafris, mengatakan warganya melaporkan Madih karena telah memasuki pekarangan rumah warga tanpa izin.

"Pengaduan kepada Bripka Madih, karena telah memasuki pekarangan warga tanpa izin dan memasang patok dan pos keamanan di depan rumah warga kami," kata Nur di Mapolda Metro Jaya, kala itu.

Menurut Nur, perbuatan Madih telah mengganggu aktivitas warga, terutama yang bersinggungan langsung dengan plang dan pos keamanan yang didirikan Bripka Madih di depan rumah warga.

"Jadi hanya itu yang kami laporkan, tidak lebih tidak kurang, dan ada keberatan warga karena mengganggu aktivitas warga setempat," ujar dia.

Baca juga: 73 Tetangga Kirim Surat ke Polres Bekasi Terkait Intimidasi Bripka Madih

Menurut Nur, saat mematok lahan dan mendirikan pos keamanan, Madih disebut mengenakan pakaian dinas kepolisian sehingga membuat warga ketakutan.

"Tidak (izin). Jadi dia (Bripka Madih) datang langsung bawa cangkul dan berseragam. (Bripka Madih) langsung mematok di depan rumah warga,"

Madih tak terbukti telah diperas

Polda Metro Jaya kemudian mengkonfrontasi Bripka Madih dengan penyidik berinisial TG yang telah pensiun. Usai konfrontasi terjadi, polisi menyatakan pemerasan itu tidak ada.

Dari situ, pengakuan Bripka Madih dimintai uang untuk proses penyelidikan dan lahan seluas 1.000 meter sebagai hadiah oleh penyidik, tidak terbukti.

"Tidak ada, jadi artinya setelah dikonfrontasi ya, mendasari konfrontasi kedua belah pihak langsung ya, ini tidak ada dapat dibuktikan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Selasa (7/2/2023).

Usai konfrontasi terjadi dan pemerasan tak terbukti, Bripka Madih disebut meminta maaf kepada TG.

"Ada persamaan dalam waktu dan tempat tidak ada bantahan dan yang kami salut gentle juga dari Pak Bripka Madih langsung mendatangi TG," ujar Trunoyudo.

Baca juga: Bripka Madih Bawa 10 Pengacara Ke Polda Metro Jaya, Pertanyaan Perkembangan Laporan Kasus Tanah

"Yang bersangkutan langsung memeluk, dan minta maaf. 'Mohon maaf Pak Haji, saya mohon maaf' kepada purnawirawan TG," sambungnya.

Tetangga kembali melapor ke Polres Metro Bekasi Kota

Kasus dugaan penyerobotan ini kemudian kembali panas. Madih dilaporkan kembali oleh tetangganya ke Polres Bekasi Kota, atas dugaan kasus penyerobotan lahan.

Masing-masing laporan itu teregister dengan nomor LP/B/503/1/2023/SPKT.SATRESKRIM/ POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA, LP/B/504/1/2023/SPKT.SATRESKRIM PORES METRO BEKASI KOTA POLDA METRO JAYA, dan LP/B/505/II/2023/SPKT.SATRESKRIM/POLRES METRO BEKASI KOTA/POLDA METRO JAYA.

Laporan dibuat oleh tiga orang berbeda yakni Soraya Rabaisa, Ruth Indah Trisnowaty Lestari, dan Ariawan Kariadi.

"Pasal yang dilaporkan terkait memasuki pekarangan tanpa izin dan penyerobotan tanah, Pasal 167 KUHP," ujar kuasa hukum mereka, Johannes L Tobing, Senin (20/2/2023).

Para pelapor, yang merupakan tetangga Madih mengaku, tanah mereka dipasang pelang atau papan tanpa dasar oleh Madih.

Baca juga: Polisi Pastikan Tidak Ada Pemerasan terhadap Bripka Madih atas Laporan Penyerobotan Lahan pada 2011

Pada papan itu juga dipasang spanduk pernyataan bahwa Madih memiliki girik atas nama almarhum ayahnya, yakni Tonge.

"Adanya dugaan klaim tanah yang dilakukan saudara Bripka Madih dengan cara memasang pelang atau papan dan spanduk di depan tiga rumah warga," ungkap Johannes.

Adapun pelang atau papan yang dipasang oleh Bripka Madih bertuliskan "Tanah ini milik Tonge bin Nyimin berdasarkan girik C.191 luas 4.411 meter persegi".

Status kepemilikan tanah warga dianggap sah

Johannes memastikan, pihaknya telah menganalisis status kepemilikan tanah dari masing-masing pelapor.

Fakta yang ditemukan, dua warga yang rumahnya dipasang pelang atau papan oleh Bripka Madih, yaitu Ariawan Kariadi dan Ruth Indah, justru memiliki sertifikat hak milik (SHM).

Baca juga: Sosok Bripka Madih yang Disebut Tak Ramah dan Bikin Resah Tetangga, Akhirnya Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

Sementara itu, pelapor atas nama Soraya saat ini mengantongi akta jual beli (AJB) dan tengah mengajukan peningkatan alas hak menjadi SHM.

"Justru Bripka Madih yang patut diduga telah melakukan penyerobotan tanah milik warga," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, 73 orang tetangga Madih juga menandatangani surat pernyataan soal ketidaknyamanan mereka terkait intimidasi yang dilakukan oleh Madih.

Beberapa tindakan yang sudah dilakukan oleh Madih antara lain membakar sampah secara berlebih dan melempar batu.

"Kalau ada acara, dia (Bripka Madih) selalu bakar sampah yang berlebihan. Kadang-kadang juga ada timpukan batu ke sini, datang dari arah sana (kediaman Madih), pernah juga ada bau anyir sangat bau dari arah sana juga," ucap seorang warga bernama Mulih.

Madih tak gentar

Terkait laporan tersebut, Madih menyatakan ia tak gentar.

"Saya dilaporkan? Nah, sekarang kalau saya dilaporkan, saya enggak mundur," ujar Madih, Senin (20/2/2023).

Madih mengatakan akan terus maju sekalivpun telah dilaporkan oleh tetangganya sendiri.

Madih mengingatkan, apabila laporan dugaan penyerobotan lahan itu diproses, maka polisi juga mesti berlaku sama terhadap laporannya soal penyerobotan lahan oleh pengembang.

"12 tahun saya mencari keadilan. Jadi jelas, enggak ada kalimat untuk gentar sedikit pun," tegas Madih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com