JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi anak seorang pembesar atau pejabat sering kali dianggap memiliki privilege alias keistimewaan yang tak didapat oleh masyarakat biasa.
Namun, privilege tersebut membuat tidak sedikit anak pembesar malah besar kepala, congkak, hingga berujung melakukan tindak kriminal.
Hal yang demikian sama seperti apa yang baru-baru ini dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo (20), anak dari pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rafael Alun Trisambodo.
Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario terhadap anak pengurus GP Ansor, D (17), hingga membuat korban terbaring koma menambah daftar anak pembesar yang terjerat kasus kriminal.
Kompas.com merangkum beberapa daftar anak pembesar yang tersangkut kasus kriminal, berikut di antaranya:
Seorang anak pejabat tinggi di bidang hukum berinisial IA diketahui ikut terlibat dalam kasus terbunuhnya Serma Anumerta Bambang Sumarno pada September 1993.
Ketika itu IA bersama dua temannya membunuh Serma Anumerta Bambang Sumarno dengan cara menikamnya di Pos Polisi Kayu Putih, Jakarta Timur.
Motif IA dan temannya menikam Serma Anumerta Bambang Sumarno hingga tewas adalah untuk merampas senjata api revolver milik korban.
Baca juga: Rekam Video Penganiayaan, Teman Anak Pejabat Ditjen Pajak Jadi Tersangka
Senjata api tersebut digunakan para tersangka untuk melakukan aksi pemerasan karena ketiga pelaku saat itu masih kuliah dan belum memiliki pekerjaan.
Seorang anak bupati di daerah Kalimantan Timur (Kaltim) berinisial WS ditangkap aparat Polda Kaltim di sebuah rumah di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (25/1/2003).
Penangkapan itu dilakukan polisi karena WS diduga terlibat dengan pengiriman paket narkoba jenis putau.
Namun, dua hari setelah penangkapan, polisi melepaskan WS karena tidak cukup bukti untuk menjadikannya sebagai tersangka.
Pada akhirnya WS lolos dari jeratan hukum dan kasus yang menimpanya sengaja ditutup-tutupi.
Polisi menetapkan Anggara Putra Trisula sebagai tersangka karena menabrak puluhan siswa SMA Hang Tuah 2, Gedangan, Sidoarjo, dengan mobil yang dikendarainya pada Kamis (31/10/2013).
Aksi penabrakan yang dilakukan Anggara dipicu rasa kesal karena mobilnya tidak diperbolehkan masuk oleh beberapa murid sekolah dan petugas keamanan SMA tersebut.
Baca juga: Selain Rekam Penganiayaan, Teman Mario Juga Panas-panasi untuk Hajar Anak Pengurus GP Ansor