Rudolf mendorong troli berisikan tas warna biru dan juga dua guling.
Di bawahnya, terdapat barang yang dibungkus kresek hitam besar. Rudolf juga sempat menyapa pria yang sudah ada di dalam, kemudian lift tertutup dan kembali turun.
Menurut guru besar kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala, senyuman Rudolf adalah satu cara untuk menutupi ketakutan dan ketegangannya.
“Saya melihat bahwa senyumannya tidak harus begitu, tapi kita juga bicara mengenai tarikan-tarikan otot wajah. Saya menduga bahwa tarikan otot dan gerakan badannya, itu sebenarnya mencerminkan ketegangan dia,” kata Adrianus dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV.
Baca juga: Dilimpahkan ke Kejaksaan, Rudolf Tobing Pembunuh Icha Ditahan di Rutan Salemba
“Dia pura-pura rileks dan santai sehingga tidak menimbulkan kecurigaan,” tambah dia.
Polda Metro Jaya sempat memeriksa kejiwaan Rudolf pada 25 Oktober 2022.
Sebab, Rudolf Tobing tampak tidak merasa bersalah dan justru merasa puas setelah menghabisi nyawa korbannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata Rudolf Tobing sudah merencanakan aksinya, bahkan hendak membunuh tiga orang.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan Rudolf mempunyai trauma akibat tindak kekerasan yang dialaminya semasa kecil.
Trauma tersebut membuat Rudolf memiliki sifat tempramental sehingga kerap melampiaskan amarahnya secara meledak-ledak.
"Pelaku ini mempunyai trauma, pada masa kecil pelaku sering dipukuli almarhum orangtuanya," kata Hengki.
Ledakan emosi dari Rudolf pula yang menyebabkan ia menghabisi nyawa Icha.
Baca juga: Polisi Pastikan Rudolf Tobing Pembunuh Icha Tak Alami Gangguan Kejiwaan
Sebelum membunuh Icha, Rudolf sempat menguras isi rekening korban.
Saat Icha masih dalam keadaan terikat, Rudolf memaksanya untuk memberikan PIN mobile banking (m-banking) dan mentransfer uang.
Rudolf mentransfer uang dari m-banking Icha sebesar Rp19,5 juta ke rekening istrinya.