Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Radius 50 Meter dari Depo Pertamina Plumpang Bakal Digusur, Pindah ke Rusun?

Kompas.com - 07/03/2023, 05:43 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang bertempat tinggal di dekat Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, semakin terancam direlokasi.

Sebab, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hendak mendirikan zona aman (buffer zone) di sekitar lokasi tempat penampungan bahan bakar minyak (BBM) itu.

Pembangunan buffer zone mencuat usai peristiwa kebakaran hebat di depo itu yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) pekan lalu. 

Kebakaran yang disebabkan ledakan pipa BBM itu menghanguskan rumah-rumah di sekitar depo, menyebabkan 19 korban tewas dan 49 orang luka-luka. 

Radius 50 meter

Pada Senin (6/3/2023), Menteri BUMN Erick Thohir menggelar rapat dengan PT Pertamina soal kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Rapat itu salah satunya menyimpulkan bahwa perusahaan plat merah itu harus membangun buffer zone agar Depo Pertamina Plumpang tak berbatasan langsung dengan pemukiman warga.

Menurut Erick, buffer zone itu akan didirikan dalam jarak 50 meter dari pagar Depo Plumpang.

Dengan kata lain, permukiman warga dalam radius itu akan tergusur.

“Kita akan membuat buffer zone sekitar kilang Pertamina, tidak hanya di Plumpang tapi juga di Balongan dan Semarang. Di Plumpang, jaraknya 50 meter dari pagar, dan ini menjadi solusi bersama yang kita harap didukung Pemda dan masyarakat,” urai Erick, Senin.

Baca juga: Dipertanyakan, Bagaimana Bisa Warga Dekat Depo Pertamina Plumpang Tak Punya Sertifikat tapi Diberi IMB?

Menurut dia, masyarakat yang terdampak dan kehilangan rumah akan diberikan fasilitas rumah sewa untuk ditempati sementara.

Dia mengatakan, pembuatan buffer zone serta relokasi warga akan berlaku hingga pemerintah menetapkan keputusan selanjutnya.

“Korban-korban yang terkena dampak (tergusur), akan kita rawat dan kita pastikan penyewaan rumah buat mereka," ucapnya.

"Serta, mendorong dan membantu kehidupan mereka beberapa bulan kedepan, sampai ada kepastian dan keputusan lainnya,” lanjut Erick.

Ia menegaskan, relokasi terhadap warga itu membutuhkan komunikasi intens dengan pemerintah daerah setempat.

"Untuk menentukan buffer zone dan juga rencana pemindahan permukiman warga tentunya tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu ada komunikasi dengan pemerintah setempat dan masyarakat," tuturnya.

Baca juga: Zona Aman di TBBM Plumpang Ditetapkan 50 Meter, Pakar Tata Kota: Tidak Cukup, Seharusnya 500 Meter

Dalam rapat itu, Erick juga memastikan, Pertamina akan memindahkan kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Namun, pembangunan kilang di lahan milik Pelindo membutuhkan waktu 2-2,5 tahun, dan ditargetkan rampung pada 2024

 

Apa itu buffer zone?

Mengutip informasi dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), buffer zone diperlukan untuk keamanan lingkungan di setiap depo BBM.

Lahan di sekeliling depo BBM bisa dibebaskan agar memiliki sabuk pengaman atau bisa dimanfaatkan sebagai area penghijauan.

Sebab, depo BBM merupakan area berbahaya yang di sekelilingnya terdapat zat-zat yang mudah terbakar.

Baca juga: Soal Wacana Direlokasi dari Wilayah Depo Pertamina Plumpang, Warga: Enggak Mau ke Rusun!

Dapat diartikan, adanya buffer zone membuat area depo BBM tidak berdekatan langsung dengan pemukiman warga.

Ada area "kosong" dengan radius tertentu di antara Depo dengan pemukiman.

Buffer zone juga merupakan bagian dari aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) di sekitar wilayah tangki timbun yang rentan dengan risiko kebakaran.

Warga disarankan direlokasi ke rusun

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah menegaskan, warga yang bertempat tinggal di dekat Depo Pertamina Plumpang memang sebaiknya direlokasi.

Relokasi lebih diutamakan kepada warga yang rumahnya telah rusak akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Ia berujar, terdapat dua opsi hunian bagi warga yang nantinya terdampak relokasi.

"Saya ada dua pilihan (relokasi), (yakni) Wisma Atlet Pademangan dan Rumah Susun (Rusun) Nagrak," sebut Ida melalui sambungan telepon, Senin.

Baca juga: Menengok Rumah Fatma yang Selamat dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Bangunan di Sekelilingnya Hangus

Ia menyebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta disarankan meminta kepada Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) agar Wisma Atlet Pademangan dialihfungsikan menjadi lokasi hunian bagi warga Jalan Tanah Merah.

Wisma Atlet Pademangan diketahui didirikan di lahan Kemensetneg.

Ida menyatakan, pengalihfungsian itu seharusnya bisa terealisasi.

Sebab, kondisi warga kebakaran Depo Pertamina Plumpang kini tergolong darurat.

Berdasar kondisi darurat tersebut, ia meyakini Kemensetneg bisa merealisasikan pengalihfungsian tersebut.

"Kenapa (Pemprov) DKI tidak minta kepada Kemensetneg agar Wisma Atlet Pademangan dibuat aja (untuk) mereka (korban kebakaran)," tutur Ida.

"Saya pikir darurat, saya yakin kok Mensetneg langsung ngasih itu kalau Pemprov DKI mau minta untuk itu ditempati oleh saudara kita yang sedang kena musibah," lanjut dia.

Baca juga: 3 Balita di RSPP Alami Luka Bakar Serius Imbas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Opsi lain, yakni warga direlokasi ke Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara.

Menurut Ida, terdapat 11 menara di Rusun Nagrak yang bisa dihuni oleh korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.

Kata dia, jika warga merasa berkeberatan dengan tarif sewa unit rusun tersebut, Pemprov DKI bisa memberikan subisidi kepada mereka.

"Rusun Nagrak ada 10 tower atau 11 tower yang masih kosong, itu bisa (dihuni). Kalau keberatan dengan ongkosnya, kita kasih kasi subsidi lah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com