Menurut dia, Pertamina akan memindahkan kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Namun, pembangunan kilang di lahan milik Pelindo membutuhkan waktu.
“Kita sudah kordinasi dengan Pelindo, itu lahannya akan siap dibangun 2-2,5 tahun. Artinya kita ada waktu kurang lebih 3 tahun setengah,” kata Erick.
Baca juga: Sesuai Perda Tata Ruang Jakarta, Depo Pertamina Plumpang Harusnya Punya Buffer Zone, Apa Itu?
Sampai depo baru itu terbangun, maka Depo Pertamina Plumpang akan tetap beroperasi. Oleh karena itu, pemerintah juga akan membangun buffer zone di area depo.
Menurut Erick, buffer zone itu akan didirikan dalam jarak 50 meter dari pagar Depo Plumpang.
Dengan kata lain, permukiman warga dalam radius itu akan tergusur.
“Kita akan membuat buffer zone sekitar kilang Pertamina, tidak hanya di Plumpang tapi juga di Balongan dan Semarang. Di Plumpang, jaraknya 50 meter dari pagar, dan ini menjadi solusi bersama yang kita harap didukung Pemda dan masyarakat,” urai Erick, Senin.
Menurut dia, masyarakat yang terdampak dan kehilangan rumah akan diberikan fasilitas rumah sewa untuk ditempati sementara.
“Korban-korban yang terkena dampak (tergusur), akan kita rawat dan kita pastikan penyewaan rumah buat mereka," ucapnya.
Lega
Warga yang tinggal di luar radius 50 meter dari depo mengaku lega mendengar keputusan yang diumumkan Erick Thohit itu.
Abdul Jamil (46), salah satu warga Tanah Merah menyambut baik rencana pemindahan Depo Pertamina Plumpang ke lahan Pelindo.
Pria yang mengaku memiliki surat Hak Guna Bangunan (HGB) atas rumah yang dia huni bersama keluarganya itu mengatakan, rencana tersebut adalah hal baik untuk masyarakat Tanah Merah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
"Kalau Depo Pertamina yang pindah, itu lebih baik karena warga sudah terlalu banyak. Untuk pengganti warga itu terlalu besar, lebih baik Deponya yang pindah dan mencari tempat yang lebih aman," kata Abdul Jamil.
Baca juga: Warga di Radius 50 Meter dari Depo Pertamina Plumpang Bakal Digusur, Pindah ke Rusun?
Hal serupa juga disampaikan oleh Matius (39), salah satu warga Tanah Merah yang tinggal di RT 12 RW 09.