Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rudi Kuli Panggul di Pasar Induk Tanah Tinggi, Rutin Kirim Uang ke Kampung untuk Adiknya Sekolah

Kompas.com - 15/03/2023, 09:59 WIB
Ellyvon Pranita,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

"Kalau lagi ramai bisa 3-4 kali lah, tergantung situasi," ujarnya.

Baca juga: Wagiyem Mundur dari Pabrik dan Jadi Kuli Panggul meski Upah Rp 10.000 demi Urus Keluarga

Upah yang diberikan pun beragam tergantung jenis muatan barang yang dibongkar oleh mereka.

"Ya biasanya bisa sekali bongkar itu Rp 300.000 bagi dua sama teman yang bongkar," kata dia.

Namun, upah yang didapat beragam tergantung dengan jenis angkutannya.

Ada jenis angkutan buah atau sayur dengan truk L300, angkle, dan ada pula truk besar.

"Sehari ya dapatnya tergantung, bongkarnya berapa," kata dia.

Penghasilan yang didapatkan itu akan dipergunakan Rudi untuk kebutuhan pokoknya sehari-hari, membayar uang sewa kontrakan sekitar Rp 700.000 per bulan di daerah Kelurahan Poris, dan sebisanya mengirim uang kepada orangtua beserta adiknya yang masih sekolah menengah pertama di kampung halaman.

"Ya dicukup-cukupin, mereka (menunjuk teman-temannya) yang udah berkeluarga aja cukup, aku yang masih sendiri ya dicukup-cukupin hasilnya (uang upah bongkar muat barang)," jelasnya.

Baca juga: Kisah Nuraini, Jadi Kuli Panggul Semen sejak SMP hingga Kuliah, Upah Dipakai untuk Biaya Sekolah

Meski sudah belasan tahun bekerja sebagai kuli panggul di tanah rantau, tetapi bagi dia, pekerjaan ini lebih baik daripada bekerja di kampung halamannya.

"Yo ketimbang di kampung enggak ada apa-apa kerjanya," kata dia.

Rudi menyebut, ia merantau ke daerah Kota Tangerang ini sejak remaja, bahkan saat belum menyelesaikan pendidikannya di SMA.

Ia pun tidak merasa kesepian meski sendiri jauh dari orangtua dan adik beserta kakaknya di kampung halaman karena dikelilingi oleh orang-orang yang sama-sama dari rantauan.

"Wong di sini banyak juga dari sana (daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan sekitarnya), rame kok," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com