“Kita cek seperti itu untuk memastikan bahwa yang datang itu sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan,” lanjut Bukhori.
Berdasarkan pantauan Kompas.com pada hari Senin, makanan mulai berdatangan sekitar pukul 15.30 WIB. Beberapa petugas keamanan mengawasi penurunan makanan dan membantu merapikannya di area selasar.
Setelah itu, ada pengurus masjid lain yang mengecek satu per satu kotak makanan dari 10 vendor katering yang berbeda itu. Ketika ada menu yang tidak sesuai, pengurus masjid langsung menanyakan perihal itu kepada petugas katering.
Apabila proses pengecekan sudah selesai, makanan pun mulai dibawa ke lantai atas. Ada sekitar 50 orang yang saling bahu-membahu, mengoper plastik berisi boks makanan itu dari bawah ke atas.
Salah satu marbut bagian pelayan jemaah bernama Taman (56) mengatakan, pekerjaannya memiliki tantangan tersendiri. Khususnya, saat berhadapan langsung dengan jemaah ketika pembagian takjil.
“Jemaah tidak semuanya mengerti kalau kami ingin beri pelayanan terbaik untuk mereka. Mereka enggak ngerti–diatur aja kadang susah,” celetuk Taman sambil tertawa.
“(Kami) minta mereka duduk aja enak, duduk manis, tapi mereka seolah takut enggak kebagian (takjil). Padahal Insya Allah, selama ini kami sesuaikan,” tambah dia.
Taman mengatakan, terkadang juga ada jemaah ngeyel terkait pembagian takjil tersebut.
“Kan kami tidak punya kewenangan 100 persen, kami hanya menjalankan amanat yang diembankan,” imbuh dia.
Menjelang maghrib, Taman memaparkan, jemaah cenderung berebut takjil. Lantaran, stok yang disiapkan pihak masjid juga mulai menipis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.