Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Tunawicara ini Senang Bisa Jadi Marbut: Merasa Dihargai sebagai Manusia

Kompas.com - 20/04/2023, 09:53 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rizky (23) adalah seorang marbut di Masjid Jami Ruhul Jihad, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang berkebutuhan khusus.

Ia adalah penyandang tunawicara.

Meski memiliki keterbatasan, ia tidak pernah mengeluh dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang marbut.

Tugas pokoknya untuk membersihkan seluruh area masjid selalu dilakoninya dengan senang hati.

Baca juga: Andai Ditawari Naik Haji, Puryono Marbut Masjid di Jaksel Pilih Bangun Rumah

Pria asli Jakarta itu mengaku mencintai pekerjaan yang telah digelutinya selama tiga tahun terakhir, lantaran lingkungan kerja yang suportif.

Meski punya keterbatasan, Rizky tidak pernah dibeda-bedakan oleh pengurus masjid maupun warga sekitar. Ia merasa selalu dihargai layaknya manusia normal.

"Sangat senang bisa bekerja di sini (menjadi marbut). Enggak ada yang membeda-bedakan. Saya merasa dihargai sebagai manusia," ujar dia saat ditemui tim Kompas.com, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Kisah Puryono, Marbut Masjid yang Digaji Rp 250.000 Setiap Minggu dari Kotak Amal

Sebelum menjadi seorang marbut, Rizky hanya menghabiskan banyak waktunya untuk luntang-lantung.

Keterbatasan fisiknya membuatnya kesulitan untuk menemukan pekerjaan.

Apalagi, anak pertama dari dua bersaudara itu tidak pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali.

Hal itu kemudian menjadi kendala terbesarnya untuk mencari pekerjaan.

Baca juga: Kisah Wasrif, Marbut Masjid yang Dipilih Langsung Wali Kota Jakpus pada 2011

Ketika ditawari pekerjaan untuk menjadi marbut masjid pada awal tahun 2020, Rizky mengaku langsung menerima tawaran tersebut tanpa pikir panjang.

Sebagai anak tertua, ia sadar betul harus bantu-bantu keuangan keluarganya dan mulai hidup mandiri.

Meski gaji pokok yang diterima hanya sebesar Rp 200.000 per bulan, namun ia tak keberatan.

Pasalnya Rizky tidak hanya sekadar menyapu, mengepel, mengelap kaca, atau merapikan masjid saja. Ia juga ditunjuk sebagai seorang juru parkir.

Kemudian uang yang didapatnya dari hasil memarkir diperbolehkan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk masuk ke dalam kantong pribadinya.

Baca juga: 32 Tahun Jadi Marbut Masjid Kali Pasir Tangerang, Mukhlis Tidak Bosan karena Cinta

Dalam sehari, ia mengaku bisa mengantongi uang paling minim sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000.

Sementara, pendapatan terbanyaknya sebagai juru parkir ada di angka Rp 400.000 dalam satu hari.

"Pernah satu hari dapat Rp 400.000 dari uang parkir. Kalau sepi, paling Rp 50.000 atau Rp 100.000 per harinya," tutur dia.

Dengan penghasilan harian yang diperoleh, tidak mengherankan jika Rizky sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Ia bahkan bisa membeli sepeda motor dan sebuah ponsel pintar.

"Saya bisa beli motor dan kebutuhan lainnya karena bekerja sebagai marbut," ungkap dia.

Oleh karena itu, ia mengaku tidak memiliki niat sedikit pun untuk mencari peluang lain yang ada di luar sana.

Ia sudah merasa cukup dengan pekerjaannya sebagai seorang marbut dan bakal mengabdi selama mungkin di Masjid Jami Ruhul Jihad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com