Teguran dari Nur tidak ditanggapi, bahkan pembuang sampah terkesan lebih galak dari pemilik toko.
"Sering saya negur, malahan pernah sampai ada yang buang sampah di depan ruko saya, tapi (pembuang sampah sembarangan) malah marah, ngelawan, lebih galakan dia," kata Nur saat ditemui, Rabu.
"Kata saya, 'Itu bukan tempat sampah ya', tapi malah jawab, 'Nanti juga diambil, Bu'. Enggak bisa, itu saking saya marahnya. Ini tempat saya lho, saya gituin saja," sambung dia.
Di sisi lain, sebenarnya sudah ada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di kawasan tersebut.
Baca juga: Kebiasaan Buang Sampah di Jalanan Ciledug, Warga: Ditegur Malah Galakan yang Membuang
Rohim, salah seorang warga yang mengetahui jadwal penjagaan Satpol PP mengatakan, warga menghindari membuang sampah di jam patroli.
"Ada yang jaga di sini dari Satpol PP. Tapi pergerakannya kayaknya sudah ketahuan warga," kata Rohim.
Biasanya, lanjut Rohim, para petugas Satpol PP mulai berjaga atau berpatroli, mulai pukul 20.00 hingga 24.00 WIB.
"Jadi, warga sudah tahu jadwalnya. Meleng sedikit sudah dibuang, jadi main kucing-kucingan," kata dia.
Menurut Rohim, alasan warga membuang sampah di jalan tersebut lantaran tak bersedia dipungut tarif kebersihan yang terbilang cukup besar, yakni Rp 50.000 per bulan.
"Ada yang bayar itu langganan buang sampah, pakai bentor tuh yang diangkutin tiap harinya. Karena dikenain (tarif) gede, tinggi makanya mending buang sampah di jalan," kata Rohim.
Ke depannya, warga berharap pemerintah sebaiknya menyiapkan mobil pengangkut sampah yang disiagakan setiap harinya dengan gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.