Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beruntungnya Sudi, Tak Jualan Saat Tawuran Pecah 2 Hari di Gang Mayong, tapi Khawatirkan Pedagang Lain...

Kompas.com - 09/06/2023, 10:11 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran pecah selama dua hari di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 20-21 Mei 2023.

Imbasnya, beberapa pedagang menjadi korban pencurian. Warga pun jadi korban perusakan, bahkan ada yang motornya dibakar.

Sementara itu, pedagang mi ayam bernama Sudi (54) merasa beruntung karena hari itu ia sedang libur berjualan.

"Saya lagi di rumah itu, lagi libur. Untungnya lagi enggak dagang di sini," tutur dia di lokasi yang dikenal dengan Gang Mayong, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Mendambakan Gang Mayong yang Aman dan Damai Tanpa Tawuran...

Sudi bermukim di belakang Stasiun Jatinegara. Namun, ia sudah berdagang di Gang Mayong sejak 2016.

Ia sudah familier dengan dampak tawuran antar-warga di sepanjang jalan itu. Oleh karena itu, ketika tawuran berlangsung, Sudi mengkhawatirkan rekan sesama pedagang.

"Saya sampai khawatir sama teman-teman pedagang yang masih buka waktu itu, tapi kayaknya langsung pada tutup pas jalanan ramai kelompok remaja," ucap dia.

Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong. Mayong sebenarnya adalah nama sebuah gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.

Namun, tawuran antara warga Gang Mayong RW 07 dan warga RW 08 sering terjadi di sana. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.

Baca juga: Semoga Tawuran di Gang Mayong Tak Terulang Lagi, Warga dan Pedagang Resah...

Pada 20-21 Mei lalu, tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.

Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.

Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.

"Setelah tawuran 20-21 Mei itu, ada cerita dari tukang buah setempat. Dia kecolongan satu krat buah," kata Sudi.

Baca juga: Cerita Pedagang di Gang Mayong yang Rawan Tawuran, Selalu Siaga agar Tak Jadi Korban Salah Sasaran

Saat itu, pedagang buah tersebut masih berjualan. Pedagang itu tidak sempat menutup toko karena jalanan tiba-tiba ramai remaja yang hendak tawuran.

Namun, Sudi tidak tahu apakah buah-buahan itu diambil pelaku tawuran untuk dicuri atau dilempar ke lawan.

"Pas itu juga ada ibu-ibu permak celana jin yang jadi korban pencurian, mesin jahitnya hilang. Sampai sekarang belum buka tokonya," ujar dia.

Karena tawuran sangat merugikan pedagang dan warga sekitar, Sudi berharap tak ada lagi aksi saling serang di sana.

Sudi memang tak pernah menjadi korban tawuran karena dagangannya selalu habis paling lambat pukul 18.00 WIB.

Namun, bukan berarti dirinya tidak merasa waswas. Sudi khawatir jika tawuran terjadi saat ia masih berjualan.

"Kami juga takut kena lempar batu atau benda-benda apalah," kata Sudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com