JAKARTA, KOMPAS.com - Miswadi (52) tidak takut berdagang di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, atau Gang Mayong, meski kawasan itu disebut rawan tawuran.
"Yang mendasari rasa enggak takut ini, ya, percaya diri aja," tutur dia di Asrama Leoni Blok C, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (11/6/2023).
Baca juga: Kisah Miswadi Mengais Rezeki di Gang Mayong yang Rawan Tawuran...
Sejak 1994, Miswadi sudah berjualan di tempat yang sama, yakni di seberang pintu masuk Kejaksaan Negeri Jakarta Timur.
Setiap hari, ia menjajakan dagangannya mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Sejauh ini, Miswadi merasa aman saja karena tawuran lebih sering terjadi pada malam hari atau dini hari.
Namun, jika tawuran terjadi pada siang atau sore hari pun, Miswadi tidak gentar.
"Berdagang kan untuk cari uang ya. Jakarta keras. Sehari enggak kerja, besok enggak bisa makan. Jadi ya berdagang aja," tutur dia.
Baca juga: Warga: Suka Ada yang Mancing Tawuran di Gang Mayong
Selain itu, Jalan Bekasi Timur IV tidak jauh berbeda dari jalanan umum di kawasan lain.
Walaupun disebut rawan tawuran, bukan berarti setiap detik, menit, dan jam ada tawuran di jalanan itu.
Menurut Miswadi, kegiatan masyarakat di sana normal-normal saja. Ada yang berdagang, belanja makanan, dan berjalan kaki dari dan menuju sekolah.
Terkait aksi tawuran, Miswadi menambahkan, biasanya para pedagang sudah mendengar informasi apabila akan terjadi hal itu.
Jadi, mereka yang berdagang sampai malam hari akan tutup lebih awal.
"Kalau malam ada tawuran, besoknya ya udah berdagang seperti biasa. Pada buka lagi," ucap Miswadi.
Namun, para pedagang akan tetap tutup jika ada kabar bahwa tawuran berlanjut pada keesokan harinya.
Baca juga: Berjualan sejak 1994 di Gang Mayong, Warga Bersyukur Dagangannya Tak Pernah Dijarah
Sejauh ini, Miswadi tidak pernah menjadi korban salah sasaran selama berdagang karena jam kerjanya yang berbeda dari jam tawuran biasa terjadi.
Namun, ia tetap mawas diri dan bersiap-siap jika tawuran terjadi saat ia masih jualan.
"Saya, kalau amit-amit jadi korban salah sasaran, ya lari saja karena enggak bisa bela diri," ungkap Miswadi.
Jika sudah tidak mungkin diselamatkan, ia akan meninggalkan dagangannya.
"Uang yang penting diselamatkan dulu. Kalau mengamankan barang dagangan juga, takut kelamaan dan jadi korban salah sasaran. Keselamatan diri jauh lebih penting," pungkas Miswadi.
Baca juga: Cerita Warga Gang Mayong: Saya Sembunyi, Tahu-tahu Kaca Jendela Pecah Ditimpuk Pelaku Tawuran...
Sebagai informasi, sebagian besar orang lebih mengenal Jalan Bekasi Timur IV sebagai Gang Mayong.
Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV.
Namun, tawuran sering terjadi di jalanan itu antara warga Gang Mayong dari RW 07 dan warga dari RW 08. Karena itu, kawasan tersebut sering dilabeli Gang Mayong.
Tawuran besar terbaru terjadi pada 20-21 Mei 2023. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB. Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.
Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.
Baca juga: Tawuran di Gang Mayong Timbulkan Stigma Negatif, Ketua RT: Jadi Cambuk untuk Menangani Itu
Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.
Atas peristiwa itu, polisi meringkus total tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.
Rupanya ada pelaku yang bukan berdomisili di daerah itu, melainkan di Matraman dan Kampung Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.