DLHK Kota Depok kemudian mengangkut sampah organik di tiga lingkungan tersebut.
"Contoh di UPS Merdeka 2, itu baru melayani tiga titik masyarakat. Tiga titik ini maksudnya bisa RT, RW, atau perumahan," ucap dia.
"(Lalu), kami angkut sampah organiknya untuk kami olah di UPS," lanjut Abdul.
Selain itu, Abdul mengungkapkan, TPST yang bakal mengolah sampah menjadi refused-derived fuel (RDF) juga akan dibangun di Depok.
RDF adalah bahan bakar pabrik semen setara batu bara muda yang diolah dari sampah.
"Sampah kami itu nanti diolah (di TPST) menjadi RDF," ungkap Abdul.
Menurut dia, TPST di Kota Depok nantinya mampu mengolah 300 ton sampah per hari menjadi RDF.
Sebagai informasi, saat ini ada 1.100 ton sampah yang dikirimkan setiap harinya ke TPA Cipayung.
Di satu sisi, dalam kesempatan itu, ia belum mengungkapkan jumlah RDF yang dihasilkan dari 300 ton sampah itu.
"(TPST) bisa mengolah 300 ton sampah per hari yang ada," ucap Abdul.
Baca juga: Pemkot Depok Akan Kirimkan 750 Ton Sampah Per Hari ke TPPAS Lulut-Nambo
Ia menyebutkan, TPST akan dibangun di TPA Cipayung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Abdul, proses pembangunan TPST berlangsung pada tahun ini. Proses awal pembangunan dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED).
Setelah itu, dilanjutkan dengan lelang jasa konstruksi pembangunan TPST.
"Untuk progresnya, 2023 ini akan dilakukan pembuatan DED, basic design, sampai dengan pelelangan (jasa konstruksi), semua dilakukan oleh Kementerian PUPR," ucap Abdul.
Baca juga: PR Berat Persoalan Sampah di Depok, Masih Layakkah TPA Cipayung?
Ia menyebutkan, berdasarkan informasi dari Kementerian PUPR, proses lelang jasa konstruksi akan rampung pada akhir 2023.
Dengan demikian, konstruksi TPST akan dibangun pada 2024. Pembangunan konstruksi TPST akan berlangsung selama setahun.
Berdasarkan lini waktu tersebut, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.
"Nah, kalau berdasarkan timeline yang mereka sampaikan kepada kami, 2023 ini selesai pelelangan sehingga 2024 itu pelaksanaan pembangunan fisiknya, konstruksinya," ucap Abdul.
"(Pembangunan) diperkirakan sampai dengan satu tahun dan 2025 harapan kami semua bisa beroperasi," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.