"Saya kalau pulang sekolah selalu main ke rumah dia," ungkap Cio.
"Maksudnya setelah 3 bulan Anda menginap di situ, sebelum 3 bulan dan setelah 3 bulan itu komunikasi saudara jarang-jarang?" tanya jaksa tegas.
"Ini untuk belakangan ini saja, Pak, komunikasi jarang-jarang. Kalau dari dulu saya masih suka WhatsApp," jawab Cio.
"Anda satu sekolah dengan Shane?" tanya jaksa.
"Tidak, Pak," jawab Cio.
"Tidak, Anda tahu gimana Shane di sekolah?" tanya jaksa.
"Kalau di sekolah, saya kurang tahu, Pak," jawab Elcio.
"Anda di sekolah tidak tahu, bagaimana bisa yakin dia enggak pernah berantem di sekolah?" tegas jaksa.
Penasihat hukum Shane lalu memprotes pertanyaan itu. Menurutnya, pertanyaan itu terlalu berlebihan.
"Keberatan yang mulia, saudara saksi ini saksi, bukan tersangka, jadi dia jangan didesak untuk mengungkapkan itu," kata kubu Shane.
Jaksa lalu menjelaskan, pertanyaan yang mereka ajukan adalah hal wajar. Sebab, saksi harus melihat, mendengar dan mengetahui.
"Saksi itu harus melihat, mendengar, mengalami. Saya ingin menggali latar belakang pengetahuan saksi, bukan masalah tersangka atau saksinya, tapi dia harus memberikan keterangan yang benar. Itu poinnya" beber jaksa.
Ketua Majelis Hakim kemudian kembali menengahi perdebatan.
"Baik penuntut umum dan penasihat hukum, sepengetahuan saudara Shane tidak pernah bertengkar ya?" tanya hakim kepada saksi.
"Betul Pak Hakim," jawab Cio.
"Ya sudah, cukup sampai di situ," tegas hakim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.