Ibu tersebut habis membeli layangan untuk anaknya yang masih berusia SD.
Mereka turut menjadi korban lantaran para pelaku penyiraman air keras membuang botol bekas wadah air itu ke jalanan.
Baca juga: Ibu dan Anak Kena Cipratan Air Keras yang Disiram ke Pelajar SMA di Pulogadung
"Kecipratan air keras dari botol (setelah dibuang). Kena di bagian kaki. Mereka juga dibantuin warga disiram kakinya pakai air bersih," ujar Aldi.
Kondisi kaki ibu dan anak yang kisaran usia SD itu tidak terlalu parah. Namun, Aldi tidak mengetahui apakah mereka mendapat penanganan lebih lanjut ke klinik setempat atau tidak.
Menurut informasi yang Ali peroleh dari teman MA, ia dan korban hampir disabet senjata tajam (sajam) sebelum disiram air keras.
"Dari informasi temannya, yang dibonceng korban, katanya mereka hampir disabet. Pelaku bawa sajam," tutur Ali.
Namun, rekan MA tidak melihat dengan jelas jenis sajam yang dibawa para pelaku. Ia pun tidak mengetahui jumlah sajam yang kelompok itu bawa.
Rekan MA hanya menceritakan bahwa ia dan MA hampir disabet sajam. Ia hanya mengetahui, penyiraman air keras merupakan imbas dari sabetan sajam yang tidak mengenai mereka.
Baca juga: Sebelum Disiram Air Keras, Pelajar SMA di Pulogadung Hampir Disabet Senjata Tajam
Selanjutnya, MA rupanya tidak berteriak usai disiram air keras.
"Korban enggak teriak, jadi pada enggak tahu (korban telah disiram)," tutur Ali.
Usai MA disiram air keras, para pelaku langsung menancap gas dan kabur.
"Langsung pada kabur ngebut. Kalau saja korban teriak, kemungkinan pelaku bisa ditangkap," ucap Ali.
"Korban enggak teriak, jadi enggak pada tahu (korban habis disiram). Tahunya sudah dalam keadaan disiram. Mungkin karena syok jadi enggak teriak," imbuh dia.
Baca juga: Korban Penyiraman Air Keras di Pulogadung Tak Berteriak, Warga: Mungkin Syok
Aksi penyiraman air keras terhadap MA meresahkan Ali dan Aldi. Keduanya khawatir akan menjadi korban salah sasaran.
"Saya takutnya jadi korban salah sasaran dan kena siram air keras," tutur Aldi.