Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan ASN Disabilitas kepada Masyarakat: Perlakukan Kami Setara dengan Non-Difabel

Kompas.com - 13/09/2023, 10:08 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Achmad Budi Santoso (33), seorang aparatur sipil negara (ASN) penyandang disabilitas, berpesan agar masyarakat lebih memperlakukan kaum difabel layaknya manusia normal.

Budi sapaan akrabnya, telah kehilangan kaki kanan sejak umur 7 tahun. Ketika itu dia terjatuh dari kereta pengangkut tebu, di kampung halamannya Sidoarjo, Jawa Timur.

Lantas, ia melanjutkan hidupnya dengan satu kaki.

Baca juga: Kisah Achmad Budi Santoso, ASN Disabilitas Berkaki Satu yang Rajin Bersepeda dan Naik KRL

Budi, yang setiap harinya bekerja sebagai ASN di Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), mengaku sering melihat fenomena di masyarakat yang tak menyetarakan kaum difabel.

Untuk itu, Budi berharap tidak ada kesenjangan sosial antara masyarakat yang normal dengan difabel.

"Menurut saya seharusnya, masyarakat memperlakukan disabilitas sama dengan non-disabilitas," kata Budi saat diwawancarai Kompas.com.

"Jangan menganggap dia disabilitas, ya meskipun memang disabilitas," jelas Budi.

Baca juga: Cerita Budi ASN Penyandang Disabilitas, Sempat Kesulitan Cari Kerja karena Diskriminasi

Budi diketahui kehilangan satu kakinya di umur 7 tahun akibat kecelakaan.

Namun, semangat, lingkungan, dan kehidupannya mendukung dia menjadi seorang ASN Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan saat ini.

Untuk itu, Budi menilai komunikasi dan keadaan lingkungan adalah faktor penting bagi penyintas.

Salah satunya, jangan menyinggung perasaan difabel. Budi mengatakan, seorang difabel mempunyai perasaan yang lebih rentan.

Apabila perasaan itu tergoyah, mental seorang difabel juga akan ikut hancur.

Baca juga: Pahit Getir Masa Kecil ASN Disabilitas Achmad Budi, Kerap Diejek karena Fisiknya yang Berbeda

"Berkomunikasi memang jangan menyinggung perasaannya, disabilitas itu gampang merasa, gampang sakit hati," terang Budi.

Salah satu contoh mudahnya, ketika seorang disabilitas butuh bantuan di moda transportasi, masyarakat normal harus membantu.

Walaupun dengan hal kecil, Budi menganggap hal itu sudah sangat membantu kaum disabilitas.

"Ketika dalam transportasi ya, kalau bisa teman-teman disabilitas harus dibantu ya," papar Budi.

"Mengajukan diri ya itu merupakan support bagi disabilitas," lanjut ia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com