Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keanehan Sosok Pembunuh Wanita di Dekat Central Park, dari Sering Halusinasi sampai Dapat Bisikan Gaib

Kompas.com - 24/10/2023, 17:15 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah rampung melakukan pemeriksaan kejiwaan AH (26), pelaku yang menggorok leher wanita berinisial FD (44) hingga tewas di dekat Mal Central Park, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi mengungkapkan bahwa AH mengalami gangguan jiwa berat.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan kejiwaan AH selama dua pekan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Polisi Sebut Pembunuh Wanita di Tanjung Duren Mengidap Skizofrenia Paranoid

"Dari dokter forensik psikiatri disampaikan bahwa terhadap tersangka didapati gangguan jiwa berat, yang dalam istilah kedokteran disebut dengan skizofrenia paranoid," ujar Syahduddi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (24/10/2023).

Syahduddi mengatakan, pembunuhan yang dilakukan AH merupakan bagian dari gejala gangguan jiwa tersebut.

Oleh sebab itu, dokter merekomendasikan agar AH mendapatkan perawatan psikatri dan pengawasan ketat.

"Pelaku sering berhalusinasi, berbicara sendiri dan juga memberikan keterangan yang berubah-ubah," ujar Syahduddi.

Mendapatkan bisikan gaib

Syahduddi berujar, AH nekat menggorok leher FD lantaran mendapat bisikan gaib.

Baca juga: Gorok Wanita hingga Tewas di Dekat Central Park, Pelaku Mengaku Dapat Bisikan Gaib

Berdasarkan pengakuan pelaku, kata Syahduddi, bisikan gaib itu mendorongnya datang ke lokasi kejadian.

"Dari pelaku sendiri alasan untuk melakukan pembunuhan, dikarenakan adanya bisikan ataupun halusinasi dari pelaku," ungkap Syahduddi.

Berperilaku aneh sejak enam bulan terakhir

Berdasarkan keterangan keluarganya, AH disebut kerap berperilaku aneh dalam enam bulan terakhir.

Menurut keluarganya, pelaku sering melakukan hal-hal yang tak masuk akal.

"Pelaku pernah menutup lampu dengan lakban, dengan alasan dari lubang lampu tersebut sering keluar debu-debu, atau sampah yang bersifat jahat," jelas Syahduddi.

Baca juga: Selain Bicara Ngawur, Pembunuh Wanita di Dekat Central Park Mal Sering Halusinasi

Tak sampai di situ, AH juga pernah membuang air dari kemasan galon isi ulang lantaran dianggap ada makhluk jahat di dalamnya.

"Dalam enam bulan terakhir pelaku sering berperilaku aneh, dengan berhalusinasi dan juga memberikan informasi-informasi yang dianggap oleh ibu maupun adik-adiknya tidak masuk akal," jelas Syahduddi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com