Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Menangis Dengar Pembelaan

Kompas.com - 04/12/2023, 19:45 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Oknum Paspampres Praka Riswandi Manik menangis saat penasihat hukumnya, Kapten Chk Budiyanto, membacakan pembelaan untuk dirinya, Senin (4/12/2023).

Budiyanto membacakan pleidoi atau nota pembelaan terhadap kliennya berkait kasus pembunuhan Imam Masykur dalam sidang pembacaan pledoi di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Cakung, Jakarta Timur.

Praka Riswandi Manik mulanya hanya duduk termenung di salah satu kuri yang disiapkan untuk para terdakwa.

Ia duduk di samping dua rekannya, Praka Heri Sandi dari Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dittopad) dan Praka Jasmowir dari Kodam Iskandar Muda Aceh.

Baca juga: Sidang Putusan Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Digelar 11 Desember 2023

Sejak memasuki ruang sidang, Praka Riswandi Manik terus menunduk. Ia hanya menatap ke depan saat berada di hadapan majelis hakim.

Saat duduk di tempatnya, ia tidak hanya menunduk, tetapi juga membungkukkan diri. Kedua tangannya saling menggenggam satu sama lain.

Sesekali, Praka Riswandi Manik menghela napas seperti Praka Heri Sandi. Namun, ia juga sambil memainkan tangannya.

Setiap selesai menghela napas, Praka Riswandi Manik selalu melirik-lirik ke arah oditur militer, majelis hakim, dan audiens yang menonton sidang itu.

Namun, ia selalu mengalihkan pandangannya dan menunduk saat salah satu hakim anggota atau hakim ketua berbalik memandangnya.

Baca juga: Tanggapi Pleidoi 3 Oknum TNI Pembunuh Imam Masykur, Oditur Militer Teguh Tuntut Hukuman Mati

Tubuh Praka Riswandi Manik tidak pernah berhenti bergerak. Ketika tidak menghela napas, ia kembali memainkan jemarinya.

Sesekali ia mengusap wajah. Ia juga kerap mengubah gaya duduknya, antara bungkuk atau tegap, meski lebih sering duduk membungkuk.

Seiring penasihat hukumnya membacakan nota pembelaan, alis Praka Riswandi Manik mulai mengerut. Bibirnya turut cemberut.

Mulai saat itu, sampai akhir pembacaan nota pembelaan, Praka Riswandi Manik terus mengusap matanya.

Ketika Budiyanto membacakan bahwa kliennya adalah seorang kepala keluarga, memiliki anak, dan tulang punggung keluarga, wajah Praka Riswandi Manik memerah.

Hidungnya juga memerah dan ia semakin sering mengusap mata dan wajahnya. Ia menangis terisak-isak. Bahunya kerap naik turun.

Baca juga: Tuntutan Hukuman Mati untuk Tiga Oknum TNI atas Perbuatan Sadisnya pada Imam Masykur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com