Codet di tangan kanan Nurhana menjadi saksi bisu dari tindak kriminal Asmoro yang dilakukan terhadapnya di kawasan Koja, Jakarta Utara, pada 2006 silam.
Selain Tomang, wilayah Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang beberapa waktu lalu viral di media sosial pada September 2023 tampaknya juga masih menjadi momok bagi para sopir kontainer meski para pelaku telah ditangkap polisi.
Aktivitas anak Asmoro, kata Nurhana, masih banyak terlihat di Babelan dan itu sangat merugikan para sopir truk kontainer yang sedang mencari nafkah untuk anak dan istri di kampung halaman.
Berbeda dengan Nurhana, wilayah Dadap, Kosambi, Tangerang, Banten, menjadi hal yang menakutkan bagi Bagas.
Baca juga: Ketua RW di Karet Tengsin Bangun Kebun Komunal, Warga Boleh Ambil Sayuran Gratis
“Kalau di situ (Dadap) mah benar-benar dah. Kalau sudah masuk malam, ibarat kata, duit seember juga habis buat di situ doang. Soalnya, di situ (anak Asmoro) ada di beberapa titik, banyak,” ungkap Bagas.
Untuk memberikan uang para anak Asmoro, para sopir kontainer menyiapkan duit recehan yang mereka ambil dari uang jalan.
Uang jalan tersebut selalu mereka terima dari perusahaan sebelum mengantar barang ke tujuan masing-masing.
“(Untuk kasih anak Asmoro) kami dari uang jalan. Kan setiap berangkat, dikasih uang jalan. Iya (itu uang pribadi) yang buat makan, bensin, rokok, dan segala macam. Kalau ada yang minta, ya ambilnya dari situ,” tutur Nurhana.
Selain anak Asmoro, ungkap Nurhana, uang jalan tersebut juga termasuk membayar pungutan liar atau pungli di pelabuhan-pelabuhan hingga uang bongkar muatan di pabrik-pabrik.
“Sekarang mah ribet, apa-apa duit. Katanya dilarang pungli, tapi tetap saja minta,” kata Nurhana.
“Banyak sih pengeluaran (dalam satu kali perjalanan). Paling tidak, sisa Rp 100.000 (uang jalannya),” timpal Bagas.
Nominal uang jalan yang diterima para sopir berbeda-beda. Sebab, hal tersebut mengukur dari jarak tujuan pengantaran barang. Tetapi, kata Nurhana, minimal uang jalan yang diterima sopir adalah Rp 600.000.
Pemasukan para sopir truk kontainer setiap bulannya terbilang pas-pasan. Mereka menerima gaji berdasarkan jumlah pengantaran barang per bulan.
Untuk satu kali pengantaran barang ke tempat tujuan, para sopir truk kontainer menerima upah Rp 120.000.
“(Jumlah uang yang diterima per bulan itu) tergantung ramai atau enggaknya. Paling sedikit 15 tarikan. Paling Rp 2 juta (per bulan),” ungkap Fahrurozi.