Kata Doni, S dan T sudah tinggal di daerah Tebet sejak tahun 1970-an. Keduanya baru tinggal di tenda itu sekitar tiga atau empat tahun.
"Rumahnya dijual, terus pindah-pindah kontrakan. Enggak ada uang, jadinya tinggal di tenda," ujar Doni.
Namun, S dan T sedang tidak berjualan saat kejadian. Keduanya baru saja pergi dari rumah sakit sebelum kejadian.
Amry (41), anak kedua dari S dan T, menyebut bahwa ayah, ibu, dan adiknya sempat bertemu dengan anggota keluarga lainnya sebelum tewas.
"Posisi saya habis kasih makan ibu dan saya kasih minum obat. Pas tembok roboh, saya enggak ada di situ," ujar Amry di lokasi, Minggu.
Baca juga: Anak Korban Tembok Roboh di Tebet Sempat Bertemu untuk Beri Makan dan Obat
Amry tidak mengingat pasti kapan dirinya berkunjung. Namun, ia berkunjung sebelum adiknya tiba bersama MF.
"Saya kasih minum obat ke ibu saya, lalu adik saya datang. Habis itu saya izin pergi ke bawah (tempat teman-temannya) sebelum jam 12.00-an WIB. Pas tembok roboh, saya enggak hadir," ungkap Amry.
Selain Amry, anggota keluarga lainnya yang sempat bertemu dengan para korban adalah Doni. Ia berkunjung ke lapak korban sejak pukul 08.00 WIB.
Doni mengatakan, kunjungannya saat itu untuk mengobrol dengan S dan T. Namun, sebelum pukul 12.00 WIB, Doni pulang.
"Pas saya bilang mau pulang sebelum jam 12.00-an WIB, beberapa saat kemudian saya ditelepon keponakan saya (Amry). Saya ditelepon, katanya temboknya roboh," ungkap Doni.
Mulanya, Doni tidak percaya. Bahkan, ia sempat marah kepada Amry lantaran mengira keponakannya itu berbohong.
Baca juga: Keluarga Korban Tembok Roboh di Tebet Sempat Marah, Dikira Dapat Berita Bohong
Doni pun langsung berlari dari rumahnya menuju lokasi kejadian. Ia melihat bahwa tembok sudah roboh dan nyawa tiga keluarganya tidak terselamatkan.
"Namanya juga takdir, enggak ada yang tahu. Tadi juga ada yang bilang ke saya, untung saya selamat. Saya juga enggak tahu," tutur Doni.
(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Fabian Januarius Kuwado, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.