Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilu Lansia di Cakung, Dianiaya Anak Kandung di Depan Umum gara-gara Sudah Pikun

Kompas.com - 24/01/2024, 22:26 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, terlihat JS memukul sisi kanan kepala S saat berdiri tepat di belakang ayahnya.

Sontak, S terjatuh dan terkulai lemas. Warga yang sebelumnya berada di dalam rumah langsung ke luar usai mendengar teriakan sejumlah saksi.

Sementara itu, JS tak memedulikan teriakan yang diucapkan sejumlah saksi dan langsung membopong ayahnya.

"Kami kaget. Mau nolong juga gimana, perempuan semua di sini saat itu. Pada gemeteran. Jadi pada teriak-teriak, 'Pelan-pelan! Itu bapak orang tua!' Habis itu, sama anaknya, si bapak diangkat, dibawa pulang," ucap Hana.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Lansia oleh Anaknya di Cakung Berujung Damai

Kesal karena sudah sepuh dan pikun

Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengungkapkan, JS tega menganiaya ayahnya karena merasa dongkol.

"Motifnya, anak tersebut kesal terhadap orangtuanya karena sudah sepuh dan pikun," kata Panji saat dihubungi, Selasa.

Berdasarkan pengakuan anggota keluarga lainnya, S memang sering pergi meninggalkan rumah tanpa diketahui ke mana perginya.

Hal itu kerap terjadi secara berulang, sehingga JS merasa kesal dan puncaknya adalah penganiayaan pada Senin sore.

"Orangtuanya sering hilang dan pergi meninggalkan rumah, sehingga anak tersebut kesal kepada orangtuanya," ucap Panji.

Sudah damai

Baca juga: Gara-gara Warisan, Anak Aniaya Ibu Kandung hingga Meninggal

Pada Selasa sore, polisi mendatangi kediaman S dan JS usai menerima rekaman kamera CCTV yang menampilkan aksi penganiayaan itu.

Jajaran Polsek Cakung menemui S, JS, serta sejumlah anggota keluarga yang bersangkutan. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.

Dalam pertemuan itu, pihak keluarga menjelaskan kondisi korban yang sudah pikun dan sering hilang.

Mereka tetap menganggap perlakuan JS kepada ayahnya salah. Namun, mereka enggan membawanya ke jalur hukum.

"Pihak kepolisian turun untuk menyelesaikan permasalahannya ini dengan cepat. Membuat restorative justice antara pihak keluarga," kata Panji.

Surat pernyataan bermeterai pun dibuat. Di dalamnya, JS menuliskan bahwa ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya terhadap S.

"Apabila saya mengulangi perbuatan tersebut, saya siap diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," ujar S dalam keterangannya, Selasa.

Baca juga: Polres Jaksel Selidiki Dugaan Anak Aniaya Ibu karena Ambil Gorengan di Lebak Bulus

Selain itu, pelaku juga berjanji akan merawat dan mengurus korban sehingga mereka berdua masih tinggal bersama.

Mereka berinteraksi seperti biasa. Namun, ada memar berwarna biru gelap pada bagian kanan wajah S.

(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com