Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSJ Islam Klender Pasang CCTV di Kamar Rawat Inap Pasien Caleg Gagal

Kompas.com - 14/02/2024, 05:57 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Islam Klender di Duren Sawit, Jakarta Timur, memasang kamera CCTV di setiap kamar rawat inap.

Tujuannya untuk mengawasi para pasien rawat inap, termasuk nantinya calon anggota legislatif (caleg) yang depresi karena kalah dalam Pemilu 2024.

"Di setiap kamar ada kamera CCTV karena kami juga harus melakukan observasi," ujar Direktur Utama (Dirut) RSJ Islam Klender Dr Prasila Darwin SpKJ saat dihubungi, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: Terima Caleg Depresi Setelah Pemilu 2024, RSJ Islam Klender Siapkan Puluhan Kamar Rawat Inap

Sebanyak 40 kamar dapat digunakan oleh para pasien. Setiap kamar maksimal dapat diisi oleh dua pasien.

Prasila menuturkan, kehadiran kamera CCTV sangat krusial untuk memastikan kondisi para pasien yang dirawat.

"Takutnya, pasien dengan kondisi depresi berat memiliki keinginan untuk bunuh diri, atau menyakiti atau membahayakan diri sendiri," tutur dia.

Sebelum dirawat inap, pasien akan melalui proses asesmen terlebih dulu oleh psikiater.

Asesmen dilakukan untuk mengetahui kondisi dan jenis perawatan yang dibutuhkan, misalnya apakah para caleg mengalami gejala depresi ringan atau berat.

Jika depresi ringan, mereka umumnya hanya perlu konseling.

Baca juga: RSU Tangsel Siagakan 3 Dokter Jiwa untuk Tangani Caleg Stres karena Kalah Pemilu 2024

Untuk kondisi tertentu, misalnya cemas atau sulit tidur, pasien dapat melakukan rawat jalan dengan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan.

"Kalau rawat inap untuk kondisi-kondisi yang membahayakan diri sendiri, misalnya tidak mau makan, tidak tidur, dan mulai mengganggu orang lain seperti marah atau mengamuk," ujar Prasila.

Namun, pengidap gejala depresi ringan juga bisa meminta untuk dirawat inap.

"Misal, di rumah banyak orang yang bertanya ke dia (soal kegagalan di Pemilu 2024) dan membuatnya tambah stres, mereka bisa dirawat inap. Itu tidak apa-apa, tergantung pasien. Jadi, tidak menutup kemungkinan yang rawat jalan juga dirawat inap," papar dia.

Baca juga: Dinkes DKI Siapkan Psikolog di 25 Puskesmas di Jakarta untuk Layani Caleg Gagal

Durasi perawatan pasien rawat inap yakni satu pekan. Namun, durasi pastinya tergantung kondisi pasien dan penanganan para dokter.

"Kalau sudah tenang, empat hari (rawat inap) juga bisa. Yang kondisinya (membaik) agak cepat, respons pengobatannya baik, bisa saja dirawat inap hanya empat sampai tujuh hari," ucap dia.

Caleg yang merasakan gangguan depresi ringan, seperti mulai sulit tidur atau cemas, dapat menghubungi RSJ Islam Klender untuk mendaftar.

Jika menggunakan BPJS, pasien perlu meminta rujukan dari faskes tingkat pertama untuk rawat jalan. Sementara itu, untuk kondisi darurat, pasien bisa segera ditangani tanpa rujukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com