Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Paman Bunuh Keponakan di Tanjung Priok, Pelaku Hantam Korban Pakai Meja Usai Ketahuan Ambil Ponsel

Kompas.com - 27/02/2024, 19:05 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial DZ (53) membunuh keponakannya, AZA (15), di lantai satu rumah kontrakan, Jalan Cempaka, RT 017 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/2/2024) pukul 14.55 WIB.

Ibunda AZA, Lina Marlina (47), mengungkapkan bahwa peristiwa bermula ketika kakak kandungnya itu meminjam uang senilai Rp 300.000 untuk keperluan biaya sekolah anak. Pelaku berjanji membayar utangnya pada 10 Januari 2024.

“10 Januari dia datang ke sini (rumah). 'Gue enggak bisa bayar, nanti saja'. 'Ya sudah, nanti saja, tanggal 20 Januari kan gue bayar kontrakan'. Dia datang tanggal 20 Januari, bilang lagi enggak bisa bayar,” kata Lina saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Kisah Paman di Tanjung Priok yang Agak Laen: Bukannya Bantu, tapi Malah Bunuh Keponakan Pakai Bangku

Dua kali ingkar, Lina tetap memberi kerenggangan waktu terhadap DZ untuk membayar utangnya.

Satu hari sebelum anaknya dibunuh, DZ mengabari Lina melalui WhatsApp bahwa dia akan datang ke rumah pada 2 Februari 2024 sore.

Saat hari-H, Lina memberitahu DZ melalui WhatsApp agar tidak lupa datang ke rumah untuk membayar utang.

“Saya bilang, 'Jangan lupa ya entar. Soalnya gue mau bayar kontrakan'. Nah, dia WhatsApp. Tapi, enggak sempat saya baca, sudah dihapus sama dia. Dia WhatsApp apa, saya enggak tahu,” ujar Lina.

Tak berselang lama, Lina yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) keluar rumah untuk mengantar paket. Sedangkan, AZA kebetulan sedang sendiri di rumah dan tengah belajar.

“Saat itu sih sebenarnya pelaku enggak ada niat, menurut saya, enggak ada niat. Dia datang mau bilang, bahwa dia memang enggak bisa bayar,” ujar Lina.

Baca juga: Teganya Paman Pukul Kepala Keponakan Hingga Tewas di Tanjung Piok, lalu Bakar Rumahnya demi Hilangkan Jejak

“Ini pengakuan di saat si pelaku sudah tertangkap. Saya juga dapat dari pihak kepolisian, makanya saya bisa ungkapkan ini. Dia (pelaku) bilang, anak saya lagi belajar, diambil handphone-nya, ketahuan sama anak saya,” lanjutnya.

Karena sudah terlanjur ketahuan dan khawatir AZA mengadu ke Lina, DZ akhirnya gelap mata dan melakukan kekerasan terhadap korban.

“Daripada ramai, kata si pelaku, dihajar anak saya pakai meja. Dihajar sampai dua kali, anak saya tertelungkup, anak saya bilang, 'ampun om, ampun om', dihajar lagi tiga kali. Jadi, sampai lima kali anak saya dihajar,” kata Lina.

Tidak sampai di situ, DZ akhirnya memutuskan untuk menaruh kain lap di atas kompor gas. Kemudian, kompor tersebut dinyalakan dengan harapan terjadi kebakaran.

“Jadi, tetangga sebelah, ada asap mengepul ke atas, ke kamar atas. Ini kan kompor di sini (di bawah tangga berbahan kayu), kompor dinyalakan tanpa ada yang dipanggang. Nah, sama dia, kompornya itu ditaruh kain lap. Ditutupi, jadinya terbakar tuh,” ujar Lina.

“Nah, kata tetangga, 'kok ada asap?’. Tetangga panggil anak saya, enggak ada yang sahut kan. Akhirnya dia buka pintu, benar, ada asap, penuh ruangan sama asap, gelap. Dia (tetangga) enggak melihat kalau ada anak saya di bawah. Karena masih penuh asap,” tambahnya.

Baca juga: Usai Bunuh Keponakan, Paman Sengaja Bakar Rumah Orangtua Korban untuk Tutupi Kejahatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com