DEPOK, KOMPAS.com - Dua pekan menjelang periode mudik Idul Fitri 1445 Hijriyah, Senin (25/3/2024), Terminal Jatijajar, Depok, melakukan pembenahan infrastruktur.
Pengamatan Kompas.com, salah satu bagian yang dibenahi adalah akses jalan dari area parkir menuju lobby terminal. Akses jalan itu terbuat dari paving block.
Para pekerja yang mengenakan rompi oranye tampak mengaduk semen untuk menjadi alas paving block tersebut.
Selain itu, perbaikan juga dilakukan di akses masuk dari lobby terminal menuju ruang tunggu bus. Perbaikan berupa pemasangan ubin baru.
Baca juga: Strategi Mudik Karyawan agar Lebih Lama di Kampung Halaman Tanpa Habiskan Jatah Cuti
Kepala Terminal Jatijajar Depok Asri Sinuraya mengatakan, pembenahan itu dilakukan demi kenyamanan penumpang.
"Perbaikannya lebih ke untuk jaminan kenyamanan penumpang dan estetika,” ujar Asri.
Ia melanjutkan, pembenahan infrastruktur itu merupakan bagian dari program padat karya di mana pekerjanya direkrut dari warga sekitar terminal.
"Ada 70 orang yang ikut, jadwal hari ini perapihan di luar sekitar trotoar depan lobi. Upah hariannya Rp 150.000/hari," tambah Asri.
Sejumlah calon penumpang mengaku, meski pembenahan sedang dilakukan, tetapi sebenarnya mereka sudah puas dengan fasilitas yang tersedia.
Baca juga: Tips Tinggalkan Rumah Saat Mudik, Cabut Saklar Listrik dan Selang Gas Sebelum Berangkat
Tika (32) mengatakan, salah satu fasilitas yang sering digunakan adalah ruang tunggu.
"Setiap ke sini saya paling lama berdiam di sini (ruang tunggu) dan kayaknya memang terus bersih setiap ke sini," ungkap Tika.
Calon penumpang lain bernama Heni (44) juga mengungkapkan hal senada.
"Mungkin karena terminal ini termasuk yang utama di Depok, jadi ya luas dan nyaman-nyaman saja sih," ujar dia.
Calon penumpang lainnya bernama Santi (33) mengusulkan, salah satu yang harusnya dilengkapo adalah informasi mengenai keberangkatan dan kedatangan bus.
Baca juga: Hindari Macet Saat Mudik, Warga Jakbar Ini Berangkat ke Kampung Halaman H-7 Lebaran
Sebab, ia seringkali mengandalkan suara teriakan petugas loket saja. Hal itu membuat calon penumpang rentan tertinggal bus.
"Saya sering belum tahu busnya datang jam berapa," ujar Santi.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei Kemenhub, sebanyak 84,27 persen warga Jabodetabek akan melaksanakan mudik. Jumlahnya, sekitar 28,4 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau 29,05 persen berencana mudik dengan kereta api. Sementara, 27,76 persen menggunakan bus, 15,03 persen menggunakan mobil pribadi, 9,02 persen menggunakan sepeda motor, dan 5,72 persen menggunakan kapal penyeberangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.