Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajal Jembatan Kuning Baru Andalan Warga Cilodong, Pengendara Motor Tak Perlu Gantian Lagi

Kompas.com - 26/03/2024, 16:17 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Jembatan Kuning di Kalimulya, Cilodong, Kota Depok yang menjadi andalan warga sudah beroperasi setelah diperbaiki selama lebih kurang lima bulan. 

Warga sudah mulai menggunakan jembatan itu untuk beraktivitas. 

"Kayaknya sudah mulai dipakai lagi (oleh pengendara motor) sekitar semingguan ini, belum lama kok," kata salah seorang warga, Mardiah (38) saat ditemui Kompas.com, Selasa (26/3/2024).

Jembatan Kuning menghubungkan Jalan Ceplik (arah Citayam) dan Jalan Cikambangan (arah Grand Depok City atau GDC).

Pantauan Kompas.com di lokasi, jembatan memiliki panjang sekitar 110 meter dan lebar 2-2,5 meter ini sudah aktif digunakan pengendara motor dengan laju dua arah.

Baca juga: Banjir di Masjid Jamial Istiqomah Depok Disebut Makin Parah sejak Pembangunan Jembatan Mampang

Besi kuning jembatan yang besar dan panjang tampak kokoh menyanggah coran jalan yang sudah mulus.

Di sisi tengah jembatan disediakan ruang yang bisa digunakan pejalan kaki melihat pemandangan air kali di bawah jembatan.

Pada kedua sisi jembatan juga terdapat trotoar untuk memastikan keamanan pengguna jalan saat melintas.

Beberapa pengendara motor tampak santai saat melewati jembatan meskipun bertemu dengan motor lainnya dari arah berlawanan.

Bahkan, salah seorang warga ternyata hanya iseng melintasi jembatan mengendarai motor pribadinya untuk mencoba kekokohan jembatan berusia seminggu ini.

Baca juga: Masjid Jamial Istiqomah Depok Terendam Banjir, Pengelola Pastikan Siap Direlokasi

"Aduh si bapak cuma mau coba lewatin jalan jembatan?" ucap salah seorang pengendara motor lain yang berada di depan bapak tersebut.

"Iya, mau cobain saja. Mumpung sempat," balas bapak itu sambil tertawa kecil.

Jembatan andalan tetapi rawan

Mardiah mengungkapkan, jembatan tersebut dulunya berbentuk jembatan gantung yang hanya memperbolehkan satu motor untuk lewat.

"Dulu tuh jembatan gantung dan cuma satu arah. Sekarang Alhamdulillah jadi dua arah dan jembatan juga enggak akan goyang-goyang," tutur Mardiah.

Menurut pernyataan Mardiah, kondisi jembatan sebelum dibangun itu rawan jatuh (karena goyang) dan masih pakai jalanan besi yang sudah sering rusak dan diperbaiki warga sekitar.

"Untuk alternatif dilihat dari jarak, ya lewat sini lebih dekat. Pengendara tuh pasti lewat jembatan ini karena ke sana (arah Jalan Ceplik) bisa lebih dekat ke jalan raya," tutur Mardiah.

Baca juga: Cerita Sudarman, Kerja Ikhlas untuk Masjid Tanpa Ada Jaminan Kesehatan dari Pengelola

Sedangkan saat jembatan belum bisa dilintasi, warga harus memutar jalan dan membutuhkan waktu sekitar 7-10 menit untuk sampai ke jalan utama.

"Soalnya kalau lewat sana (Jalan Ceplik), mau ke Depok, Citayam, Margonda itu dekat. Tapi kalau ke arah sana (Jalan Cikambangan) ya mutar," terang salah seorang warga lainnya, Yatiyem (55).

Jembatan gantung yang diperkirakan berusia belasan tahun akhirnya disulap menjadi Jembatan Kuning dengan kondisi lebih aman bagi pengendara dan pejalan kaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com