Berbekal informasi dari sekuriti bahwa R merupakan pasien, Arini akhirnya percaya dengan perkataan S.
“Saya langsung open donasi sama teman-teman saya. Terkumpul dua hari itu sekitar Rp 2 juta,” tutur Arini.
Ia pun langsung mendatangi kediaman S yang berada di lantai dua sebuah kontrakan kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Betapa terkejutnya Arini, ketika sampai di sana melihat R yang sebelumnya hanya terkulai lemas, berlarian ke sana ke mari.
“Saya ketemu tetangganya, dan tanya soal R yang sakit tetapi katanya anak S sehat. ‘Aktingnya keren juga’ yang pertama kali keluar dari mulut tetangganya ini,” jelas Arini.
Di sinilah, Arini menyadari dirinya hampir ditipu oleh S. Ketika ia berbincang dengan S, pelaku masih terus berbohong. S menuturkan, R tengah dirawat di rumah sakit berbeda dan dijaga saudaranya.
Padahal, kebohongan S sudah terendus oleh Arini. Lantaran sudah ketahuan, S terus berdalih dengan mengaku sedang mengidap hepatitis B, untuk mendapatkan uang donasi dari Arini
“Bolak-balik RS Darmais katanya, takutnya yang diderita kanker dan butuh biaya. Terus dia bilang lagi kalau R sebenarnya memang punya penyakit kanker otak, ginjalnya cuma satu dari lahir, sudah terlalu ngalor-ngidul,” papar Arini.
Dia kemudian menyampaikan bahwa uang donasi yang terkumpul tidak akan diberikan kepada S. Ia tak ingin mengecewakan para donatur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.