JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang penyedia jasa pembacaan doa di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, bernama Mursidin (65) mengaku bahwa penghasilannya berkurang karena para peziarah membaca doa melalui smartphone atau handphone masing-masing.
Pria asal Serang, Banten ini mengatakan, peziarah kerap menolak ketika dia menawari untuk baca doa.
"Dulu ya, saya bisa dapat Rp 600.000 seharinya, sekarang Rp 200.000 paling banyak," kata Mursidin saat diwawancarai di TPU Karet Bivak, Kamis (11/4/2024).
Mursidin mengatakan, telah menjajaki profesi ini sejak tahun 1998. Tetapi, dia hanya datang dari Serang ke Jakarta saat momen Lebaran.
Baca juga: Tradisi Ziarah Membawa Berkah, Penjual Bunga di TPU Karet Bivak Raup Omzet Rp 2 Juta Sehari
Menurut Mursidin, kala itu peziarah tidak menggunakan smartphone. Sehingga, dia bisa menjajakan jasa membacakan doa pada para peziarah.
"Sekarang mah para pelanggan menolak, 'enggak, sudah bisa sendiri'. Buka HP-nya aja gitu," ujarnya.
Namun, Mursidin tetap semangat untuk datang jauh-jauh dari Serang ke TPU Karet Bivak. Dia mengatakan, rezeki tidak akan datang apabila terus berjuang.
Baca juga: Tradisi Sebelum Ramadhan, Peziarah Kunjungi Makam Keluarga di TPU Karet Bivak
Sebagai penjaja jasa doa, Mursidin tidak memberikan tarif bagi yang menggunakan jasanya.
"Kadang alhamdulillah-nya peziarah kasih saya Rp 100.000 sekali baca doa, kalau enggak seikhlasnya pun saya terima," katanya.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, peziarah di TPU Karet Bivak masih ramai hingga Kamis sore.
Sebagian besar peziarah dibantu membaca doa oleh para penyedia jasa doa.
Terlihat, penyedia jasa doa ini menuntun peziarah melantunkan ayat-ayat suci sambil menebarkan bunga.
Baca juga: Cerita Penyedia Jasa Pembaca Doa di TPU Karet Bivak, Datang Sekali Setahun Tiap Ramadhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.