Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Kompas.com - 04/05/2024, 16:58 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengenai pembangunan lintasan joging atau jogging track di Ruang Terbuka Hijau (RTH), Jalan Pangeran Tubagus Angke, Wijaya Kusuma, Jakarta Barat, dinilai hanya menghabiskan anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Pasalnya, pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, menilai, lintasan joging hanya digunakan oleh kelompok tertentu dengan skala yang tidak besar.

“Selama ini kan, jogging track sudah ada, di antaranya di trotoar-trotoar jalan besar, kan ada. Jangan sampai nanti kasusnya kayak jalur sepeda. Kan akhirnya banyak yang hanya buang-buang anggaran saja,” kata Trubus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

“Kalau itu dibuat jogging track, nanti semua RTH diarahkan ke sana semua. Pemprov DKI (dapat) proyek. Jangan diberi ruang untuk itu,” ujar Trubus melanjutkan.

Baca juga: Heru Budi: Alokasi 5 Persen APBD untuk Kelurahan Sudah Lama Dilaksanakan di Jakarta

Terlebih, berkaca dari polemik dugaan pembengkakan (mark up) anggaran untuk pengecatan jalur sepeda di Jakarta, menurut Trubus, bukan tidak mungkin hal serupa juga terjadi pada proyek pembangunan lintasan joging.

“Kalau itu dijadikan jogging track, nanti semua RTH diarahkan ke sana (buat lintasan joging). Padahal yang memanfaatkan enggak banyak,” kata Trubus.

Oleh karena itu, Trubus menyarankan agar RTH Tubagus Angke dialihkan sebagai taman bermain anak.

Dia berpendapat, saat ini Jakarta sangat membutuhkan tempat bermain mengingat banyak anak yang bermain tidak pada tempatnya, seperti di pinggir jalan raya hingga kuburan.

Seandainya pun RTH Tubagus Angke dialihfungsikan sebagai taman bermain anak, kata Trubus, nantinya harus dilengkapi dengan kamera CCTV, penerangan, dan diawasi petugas keamanan.

Terpisah, pengamat tata kota, Nirwono Yoga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta menutup sementara RTH Tubagus Angke yang disinyalir menjadi tempat prostitusi.

“Pj Gubernur harus bertindak tegas untuk menertibkan praktik-praktik negatif di RTH tersebut, menutup sementara dan segera ditata ulang atau revitalisasi desain RTH-nya,” kata Nirwono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

Nirwono berujar, pemerintah dapat menata ulang desain RTH Tubagus Angke. Seandainya dilakukan revitalisasi, RTH harus dibuat lebih terbuka dibandingkan sebelumnya.

“Dilengkapi CCTV dan penerangan taman yang memadai, dan dijaga petugas keamanan taman sehingga tidak ada lagi kegiatan negatif, termasuk tindakan kriminal maupun prostitusi,” kata Nirwono.

Baca juga: Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin Jogging Track

Diberitakan sebelumnya, Heru Budi mengusulkan pembangunan jogging track atau lintasan joging di RTH Tubagus Angke, Jakarta Barat.

Usulan itu disampaikan Heru lantaran RTH Tubagus Angke diduga kerap digunakan sebagai tempat prostitusi. Dugaan ini muncul menyusul banyaknya penemuan kondom bekas, sampah tisu bekas pakai, serta bungkus rokok di kawasan tersebut.

"Ya jogging track, lampu (dari) Bina Marga, CCTV, harus gitu. Trek joging bagus," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2024) malam.

Selain lintasan joging, Heru berharap, Dinas Bina Marga dapat segera menambah jumlah CCTV atau kamera pengawas dan lampu penerangan di RTH tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas 'Maintenance'

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas "Maintenance"

Megapolitan
Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Megapolitan
Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Megapolitan
Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com