Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tertangkap, "Malaikat" yang Palak Warga Depok Akan Dibawa ke Dinas Sosial

Kompas.com - 19/06/2024, 12:55 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com - Polisi masih belum menemukan perempuan mengaku sebagai malaikat yang memalak warga di Jalan Raya Parung Bingung, Pancoran Mas, Kota Depok.

Kapolsek Pancoran Mas Triharijadi mengatakan, jika nantinya perempuan itu ditemukan, akan dibawa ke Dinas Sosial Kota Depok.

"Belum ada (perempuan yang mengaku malaikat) dari lingkungan Satpol PP dan dari Dinsos yang monitoring wilayah. Apabila ditemukan, akan dibawa ke dinsos," kata Triharijadi kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

 Baca juga: Ulah Meresahkan Wanita di Depok, Mengaku Malaikat lalu Paksa Warga Beri Uang Sambil Marah-marah

Polisi sebelumnya sudah mendatangi TKP untuk mengumpulkan keterangan awal. Setelah video pemalakan oleh "malaikat" viral di media sosial, polisi belum menerima laporan serupa.

Oleh karena itu, polisi berkoordinasi dengan Satpol PP dan Dinsos Kota Depok agar lebih cepat melakukan penindakan.

"Dan sudah disebarkan ke grup WhatsApp, apabila ada warga yang melihat (wanita itu), segera hubungi ketua lingkungan yakni Satpol PP dan Dinsos yang amankan. Polisi hanya pendampingan," ujar Triharijadi.

Sebagai informasi, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi seorang wanita mengaku sebagai malaikat dan meminta uang secara paksa ke warga.

Video tersebut awalnya dibagikan akun Instagram @depok24jam pada Rabu (12/6/2024).

Dalam video itu, tampak seorang ibu berpakaian rapi mengenakan setelan kemeja biru muda, celana putih, dan kerudung berwarna putih.

Baca juga: Malaikat Mampir 7 Kali ke Rumahnya, Warga: Dikasih Rp 50.000 Minta Rp 200.000, Enggak Puas

Wanita itu memaksa meminta uang dari salah satu penghuni rumah warga Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kota Depok, Jawa Barat.

"Ya udah cepetan (uangnya). Eh, gue dari Pandeglang ke sini. Saya mah kan jalan ke sini jauh," tutur wanita itu.

"Pelit lu pada," ucapnya saat penghuni rumah tidak memberikan uang tambahan.

Menurut keterangan korban bernama Zahro Qolbu (22), pelaku yang diketahui sudah datang beberapa kali ternyata meminta nominal uang hingga Rp 1 Juta pada hari itu.

"(Dia) minta sejuta berkali-kali dan saya cuma bisa jawab 'enggak ada bu kalau sejuta'," tutur Zahro kepada Kompas.com, Jumat (14/6/2024).

Namun, karena wanita itu protes sebab tidak sesuai dengan yang diinginkannya, ia mulai marah-marah kepada korban.

Baca juga: Perempuan yang Mengaku Malaikat di Depok Palak Warga untuk Ongkos ke Pandeglang

"Baru kemarin saja (minta sejuta). Jadi kalau dikasih Rp 30.000 minta Rp 50.000, misal dikasih Rp 50.000 minta Rp 200.000. Jadi enggak pernah cukup sama nominal yang kita kasih," jelas Zahro.

Zahro dan keluarga sudah resah dengan keberadaan wanita itu. Saat ditanya apakah akan melaporkan ke kepolisian, ia mengaku belum memutuskannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com