Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijanjikan Komisi dari "Like" dan "Subscribe" Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Kompas.com - 28/06/2024, 06:38 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban penipuan like video Youtube berinisial F menghadapi kerugian lebih dari Rp 800 juta. Hal tersebut terjadi setelah F mendepositkan uangnya sebagai prasyarat bekerja.

Awalnya, korban menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai asisten PT. IKEA dan menawarkan pekerjaan kepada korban untuk memberikan like pada video Youtube, dengan komisi Rp 31.000.

Baca juga: Dua Penipu Modus Like dan Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

"Pelapor ditawarkan pekerjaan untuk melakukan like video-video di Youtube dengan komisi sebesar Rp 31.000, kemudian pelapor dikirimkan link telegram melalui whatsapp tersebut," ujar Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Safri dalam keterangannya kepada awak media, Kamis (27/6/2024).

Akan tetapi, untuk dapat memulai pekerjaan, korban diwajibkan untuk memberikan sejumlah besar uang sebagai deposito. Alhasil, korban mengalami kerugian sebesar Rp. 806.220.000 atas kejadian tersebut.

Polda Metro Jaya sudah mengamankan dua tersangka dalam kasus penipuan ini. Mereka adalah EO (47) dan SM (29). Mereka berdua ditangkap di Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa (25/6/2024).

Baca juga: WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan Like dan Subscribe Youtube di Indonesia

Akan tetapi, Ade menjelaskan bahwa mereka bukanlah otak dari penipuan ini. Kata Ade, otak dari penipuan ini berada di Kamboja.

"Hasil penyelidikan sementara, diduga D adalah otaknya. Tersangka D merupakan WNI yang tinggal di Kamboja," imbuh Ade.

EO dan SM, kata Ade, hanyalah kaki tangan D yang membantu praktik penipuan yang dilakukan oleh D.

EO bertugas untuk menyiapkan sejumlah handphone baru untuk membuka rekening, sementara SM bertugas sebagai untuk mencari orang yang datanya dapat digunakan untuk membuka rekening baru.

"Tugas EO menyiapkan handphone baru untuk membuka rekening. Sementara SM diminta EO untuk mencari orang yang datanya mau dipakai untuk membuka rekening," ujar Ade.

EO dibayar sejumlah Rp 1,5 juta dan SM dibayar sebesar Rp 500.000 untuk setiap rekening yang mereka dapatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Motor Diangkut dan Ditilang dalam Operasi Penindakan Parkir Liar di Kebayoran Baru

Puluhan Motor Diangkut dan Ditilang dalam Operasi Penindakan Parkir Liar di Kebayoran Baru

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Pedagang Direlokasi ke Blok Lain

Pasar TU Bogor Kebakaran, Pedagang Direlokasi ke Blok Lain

Megapolitan
Tingkatkan Kualitas Hidup di Perkotaan, Heru Budi: Pemprov DKI Jakarta Sudah Tanam 287.000 Pohon

Tingkatkan Kualitas Hidup di Perkotaan, Heru Budi: Pemprov DKI Jakarta Sudah Tanam 287.000 Pohon

Megapolitan
Cegah Kecurangan Pilgub 2024, Bawaslu Jakut Lakukan Pembinaan Panwascam

Cegah Kecurangan Pilgub 2024, Bawaslu Jakut Lakukan Pembinaan Panwascam

Megapolitan
Dewan Pers: Wartawan Tribratatv Sempat Bertemu Oknum TNI Beberapa Jam Sebelum Kebakaran

Dewan Pers: Wartawan Tribratatv Sempat Bertemu Oknum TNI Beberapa Jam Sebelum Kebakaran

Megapolitan
Murka Suami di Cipondoh, Bakar Istri Sendiri karena Kesal Korban Tak Kunjung Pulang ke Rumah

Murka Suami di Cipondoh, Bakar Istri Sendiri karena Kesal Korban Tak Kunjung Pulang ke Rumah

Megapolitan
Dewan Pers Minta Polri dan TNI Usut Tuntas Kebakaran yang Tewaskan Wartawan di Karo

Dewan Pers Minta Polri dan TNI Usut Tuntas Kebakaran yang Tewaskan Wartawan di Karo

Megapolitan
Pemprov DKI Gelontorkan Rp 18,96 Triliun untuk Pengentasan Kemiskinan di Jakarta

Pemprov DKI Gelontorkan Rp 18,96 Triliun untuk Pengentasan Kemiskinan di Jakarta

Megapolitan
Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Jadi Tersangka Pembunuhan Sang Ayah

Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Jadi Tersangka Pembunuhan Sang Ayah

Megapolitan
Benyamin-Pilar Bakal Datangi DPP PDI-P Hari Ini, Sebut Terkait Pilkada Tangsel

Benyamin-Pilar Bakal Datangi DPP PDI-P Hari Ini, Sebut Terkait Pilkada Tangsel

Megapolitan
Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Soal Sosok Ideal Gubernur Jakarta, Pengamat: Harus Tahu Tentang Jakarta

Megapolitan
Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Tenda Pengungsi di Depan Kantor UNHCR Dibongkar, 15 WNA Diangkut Petugas Imigrasi

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Suami Bakar Istri di Tangerang, Pelaku Disebut Kesal Sering Dituduh Selingkuh

Megapolitan
Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Saksikan Aksi Gila Suami Bakar Istri, Warga Cipondoh Langsung Bantu Padamkan Api

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Orangtua Nilai Proses Tak Transparan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com