Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Terapkan Seragam Betawi untuk Siswa

Kompas.com - 08/08/2014, 08:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal menerapkan penggunaan baju khas daerah untuk anak sekolah setiap hari Jumat.

Kebijakan ini merupakan sosialisasi dari Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 tentang pakaian seragam sekolah bagi peserta didik.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra bagi sebagian pihak. Sebab, sebelumnya peserta didik di Jakarta menggunakan baju muslim tiap hari Jumat.

"Seragam encim (baju tradisional Betawi bagi wanita) itu ada kesalahpahaman. Pak Lasro (Kadis Pendidikan) menulis begini 'Jumat pakai baju encim garis miring baju muslim'. Jangan lagi pakai garis miring deh, banyak yang salah paham," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Seharusnya di dalam surat edaran sosialisasi kebijakan itu, Lasro menulis, "Setiap hari Jumat, peserta didik boleh menggunakan baju muslim, encim, batik, atau baju daerah asal".

Pria yang akrab disapa Ahok itu menginstruksikan Lasro agar kebijakan ini tidak sampai memberatkan para orangtua peserta didik. Sebab, peserta didik memerlukan biaya besar untuk membeli baju encim atau kebaya khas Betawi.

Baju sadariah dan kurung

Pada kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun menjelaskan di dalam Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 itu mengamanatkan seragam sekolah ada tiga. Yakni seragam sekolah nasional dengan tambahan badge bendera merah putih di saku, seragam kepramukaan, dan seragam khas sekolah.

Untuk seragam khas sekolah, Pemprov DKI memutuskan tiga kebijakan. Pertama, seragam khas sekolah berbahan batik dengan warna dasar putih.

Untuk peserta didik SD coraknya cenderung kemerahan dengan nasional, peserta didik SMP berwarna kebiruan, peserta didik SMK dan SMA cenderung berwarna abu-abu. Pakaian berbahan dasar batik itu digunakan setiap hari Kamis.

Kedua, pakaian ciri khas sekolah mencerminkan daerah. Untuk laki-laki, mengenakan baju sadariah atau koko berwarna putih. Celananya mengambil dari warna celana seragam sekolah, merah untuk peserta didik SD, biru SMP, abu-abu SMA dan SMK, atau warna gelap. Pada hari Jumat, semua peserta didik laki-laki wajib mengenakan celana panjang.

Sementara untuk murid perempuan, mengenakan baju encim dinilai agak merepotkan. Selain membutuhkan biaya besar, pemakaian kebaya juga dinilai sulit untuk bergerak bebas.

Oleh karena itu, ia memutuskan, untuk siswi memakai baju kurung panjang (panjangnya melewati pinggul). Untuk peserta didik wanita yang menggunakan jilbab, ditambahkan jilbab. Panjang rok pun harus hingga mata kaki.

Seragam khas sekolah

Sementara itu seragam nasional dengan badge merah putih digunakan pada hari Senin-Rabu. Untuk hari Kamis, peserta didik mengenakan seragam bercirikan sekolah (batik). Hari Jumat, peserta didik mengenakan seragam sekolah bercirikan daerah, serta hari Sabtu mengenakan seragam pramuka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Marketing Klaim hanya 20 Persen Rumah di Villa Kencana Cikarang yang Tak Berpenghuni

Megapolitan
Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda Belum Dilaporkan, Warga: Aneh Belum Terungkap Juga

Megapolitan
Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Pegawai RSUD Koja Demo Imbas Pemotongan Gaji, Dinkes DKI Bakal Mediasi

Megapolitan
Pedagang Keluhkan Harga Kios di Pasar Jambu Dua Bogor Kemahalan

Pedagang Keluhkan Harga Kios di Pasar Jambu Dua Bogor Kemahalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com