Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Sepeda Motor, Pemprov Diminta Siapkan Prasarana

Kompas.com - 17/11/2014, 14:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta mempersiapkan segala infrastruktur untuk mengakomodasi perjalanan warga jika kebijakan pelarangan sepeda motor melintasi Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan MH Thamrin benar-benar diberlakukan.

Infrastruktur yang dimaksud terkait ketersediaan angkutan umum massal yang memadai serta adanya area parkir sepeda motor di seputar kawasan tersebut.

Rencana Pemprov DKI menguji coba pembatasan sepeda motor merupakan persiapan sebelum pemberlakuan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP). Uji coba dijadwalkan mulai Desember 2014 selama sebulan.

Ketua Umum Road Safety Association Edo Rusyanto, Minggu (16/11/2014), mengatakan, angkutan umum yang melayani mobilitas warga di kawasan yang terkena pelarangan itu harus memiliki waktu tempuh yang setara dengan pengendara sepeda motor.

”Kalau untuk menempuh satu jarak dengan sepeda motor dibutuhkan waktu 5 menit, idealnya angkutan umum juga menempuh jarak itu dengan waktu yang sama. Dengan begitu, pengendara sepeda motor dengan senang hati meninggalkan kendaraan mereka,” kata Edo yang ditemui di sela-sela Hari Peringatan bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Bundaran Hotel Indonesia kemarin.

Ketersediaan angkutan umum dengan waktu tempuh yang sepadan, menurut Edo, akan ideal menarik orang tidak lagi menggunakan sepeda motor. Selain itu, penyediaan angkutan umum secara masif juga merupakan penyelesaian masalah kecelakaan dan kemacetan di hulu.

Harman dari Komunitas Kendaraan Bermotor Red Yellow Community (RYC) mengatakan, selama belum tersedia fasilitas umum yang bisa menggantikan sepeda motor, kebijakan pelarangan sepeda motor akan sulit diterapkan. ”Kami mendukung kebijakan pemerintah asalkan bisa menjawab kebutuhan pengguna. Sekarang fasilitas yang ada belum bisa menjawab kebutuhan ini,” ujarnya.

Dengan pelarangan sepeda motor, pengguna kendaraan roda dua ini harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar angkutan umum dan tarif parkir. Padahal, banyak tempat parkir di lokasi itu menerapkan tarif progresif sehingga memarkir kendaraan dalam waktu lama akan sangat mahal. Di sisi lain, untuk menggunakan angkutan umum dari rumah hingga kantor, masih belum memadai.

Diharapkan beralih

Polisi mendukung usaha Pemprov DKI mengurangi kemacetan lalu lintas di ruas Jalan MH Thamrin-Jenderal Sudirman. Langkah itu dimaknai sebagai ajakan pemerintah agar warga memilih moda transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.

Demikian disampaikan Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal Sambudi Gusdian dan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Restu Mulya Budyanto yang dihubungi terpisah, Sabtu.

Sambudi mengatakan, langkah pembatasan sepeda motor ini harus segera disusul dengan penyediaan alat transportasi umum yang terintegrasi, nyaman, dan aman. ”Saya melihat Pemprov DKI sudah bekerja cepat, berkesinambungan, dan konsisten,” kata Sambudi.

Adapun Restu berpendapat, setiap usaha positif warga negara serta pemerintah harus kita hargai dan dukung. Satu sama lain saling memberi masukan teknis yang nyata dan bisa direalisasikan.

Ia sependapat dengan Sambudi bahwa langkah Pemprov DKI ini merupakan ajakan pemerintah kepada warganya agar menggunakan moda transportasi umum. Restu mencontohkan, Singapura mengurangi kemacetan dengan mengendalikan laju pertambahan kendaraan bermotor antara lain dengan membatasi usia pakai kendaraan bermotor.

Hal senada disampaikan Sambudi. ”Sampai 2010, pertambahan kendaraan bermotor di Singapura setiap tahun 3 persen. Tetapi, setelah tahun tersebut, pertambahan ditekan sampai tinggal 1,5 persen,” ujarnya.

Di Indonesia, pertambahan sepeda motor saja per tahun, lanjut Sambudi, mencapai 12 persen. (WIN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com