Saleh Iskandar, salah satu warga Jatibaru menuturkan, ia sudah puluhan tahun menempati rumah yang berada di samping Stasiun Tanah Abang tersebut. Namun ia sudah mendengar desas desus tempat tinggalnya itu akan digusur. [Baca: Jalan Ditutup untuk Penggusuran, Warga Jatibaru Cekcok dengan Petugas]
"Memang ini tanah PT KAI (Kereta Api Indonesia). Tetapi orang-orang yang tinggal di sini dulunya adalah karyawan PT KAI," ujar dia. Meski begitu, kini orang-orang yang menempati tanah di sana hanya keluarga karyawan saja, misalnya anak atau istri. Sehingga sudah tidak ada kontribusi secara langsung bagi PT KAI.
Tetapi, karena sudah puluhan tahun tinggal di sana, mereka sudah menjadi warga Jatibaru. "Kalau (rumah kami) digusur, kami jadi warga gelap, dong?" ujar Saleh. Sementara itu, warga lainnya Alex Argo Hernowo, mengatakan, warga yang tinggal di sana masih akan memperjuangkan tempat tinggal mereka.
"Selama ini kami bayar pajak bumi dan bangunan kok, lagipula kalau dipindah kami mau tinggal di mana? Paling hanya menyewa, lantas identitas tempat tinggal kami di mana?" ucap dia.
Sementara itu, Junior Manajer Penertiban Aset Daop 1 PT KAI Drajad Firmansyah mengatakan, PT KAI berencana memperluas area Stasiun Tanah Abang sehingga harus mengorbankan warga yang tinggal di tanah milik PT KAI.
"Namanya juga penertiban, pasti ada yang protes. Tetapi mau bagaimana lagi, kepentingan orang banyak kan stasiun ini. Mereka sudah puluhan tahun tinggal di sini enggak bayar uang sewa, kurang enak apa?" ujar Drajad.
Kendati demikian, Drajad belum mengetahui kapan 16 rumah di Jalan Jatibaru Dipo tersebut akan digusur. Sementara ini PT KAI baru menertibkan enam rumah yang berada persis di samping Stasiun Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.