Kemacetan yang masif, penumpukan sampah, berbelitnya perizinan, dan rendahnya kualitas layanan publik menjadi menu sehari-hari yang harus ditangani para pemimpin Jakarta.
Namun, persoalan itu mulai mendapat titik terang penanganan, sebagaimana tecermin dari penilaian positif publik terhadap kinerja Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat satu tahun terakhir.
Penilaian terhadap kepemimpinan Basuki-Djarot terekam dalam jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas, dua pekan lalu.
Mayoritas publik Jakarta menyatakan puas terhadap kepemimpinan Basuki-Djarot dalam berbagai aspek persoalan yang dihadapi Jakarta.
Di tangan kedua pemimpin itu, Jakarta dinilai semakin baik. Tingkat keyakinan akan kepemimpinan Basuki dalam menyelesaikan berbagai persoalan ke depan juga tinggi.
Sebanyak 83 persen dari 544 responden menyatakan puas terhadap kepemimpinan Basuki-Djarot. Tujuh dari setiap 10 responden mengatakan, pengelolaan Jakarta semakin baik.
Selain itu, lebih dari separuh (66 persen) responden yakin duet Basuki-Djarot akan mampu memecahkan masalah kemacetan dan banjir yang menjadi problem kronis Jakarta.
Reformasi birokrasi
Basuki juga dinilai telah berupaya sungguh-sungguh menjadikan pemerintahannya bersih, transparan, dan profesional.
Keseriusan mencari orang yang mau bekerja profesional demi warga DKI ditunjukkan dengan perombakan demi perombakan dalam struktur birokrasi.
Pada 2 Januari 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghapus 1.500 jabatan, menyisakan 4.676 jabatan dari total 8.011 jabatan sebelumnya.