Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Pengawasan, Kendaraan Lawan Arah di Pelintasan Kereta Bintaro Permai

Kompas.com - 06/08/2016, 19:02 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan satu arah di pelintasan kereta Bintaro Permai, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, sudah tak tertib seperti awal diterapkan dulu. Pantauan Kompas.com, Sabtu (6/8/2016), kendaraan yang sebagian besar roda dua melintas dari arah Tanah Kusir menuju Bintaro.

Padahal, rambu larangan di pertigaan Jalan Veteran menyatakan pengendara dari arah Tanah Kusir kendaraan tidak dapat berbelok ke Bintaro Permai. Kebijakan ini diberlakukan setelah insiden tabrakan kereta maut pada 2013 di perlintasan Bintaro Permai.

Penjaga perlintasan kereta Muhammad Syukur mengatakan rambu itu hanya dipatuhi beberapa minggu sejak diberlakukan. Kala itu memang ada petugas Dinas Perhubungan yang mengatur. Namun ketika pengawasan dihilangkan, masyarakat kembali melanggar.

"Biasa di sini orang-orang memang sukanya lawan arah," kata Syukur saat ditemui di sela-sela pekerjaannya, Sabtu.

Padahal, melintas di jalan verboden itu sangat berbahaya sebab sudah tidak ada lagi palang kereta bagi kendaraan dari arah Tanah Kusir.

Beberapa hari lalu, seorang wanita pengemudi Go-jek robek pahanya serta patah tulangnya karena melawan arah di perlintasan tersebut. Sudah melawan arah, ia tidak mengindahkan rambu dari penjaga pintu kereta yang memperingatkan bahwa kereta datang dari dua arah.

Akibatnya, ia tertabrak kereta. Motornya hancur masuk ke kolong kereta sementara tubuhnya terpental. Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan petugas Dishub waktu itu memang hanya ditempatkan selama tiga bulan untuk sosialisasi.

Ia menyayangkan perilaku masyarakat yang tidak patuh keselamatan. Ke depan, ia berencana mengawasi pelintasan ini lagi dengan bantuan instansi lain. (Baca: Lawan Arah di Pelintasan Kereta, Wanita Pengemudi Go-Jek Terserempet Kereta)

 

 

"Kami koordinasikan lagi dengan teman kepolisian, bisa juga taruh tentara di sana, karena kami tidak bisa menilang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Pemprov DKI Diminta Segera Bangun RDF Plant Baru di Rorotan dan Pegadungan

Megapolitan
Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Terima 256 Aduan Soal THR Lebaran 2024, Pemprov DKI Beri Tenggat Perusahaan hingga Akhir Tahun Ini

Megapolitan
Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Banjir di Permukiman Depok Tak Surut 4 Bulan, Ketua RT Duga karena Tumpukan Sampah Tak Ditangani

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com