JAKARTA, KOMPAS.com
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meneruskan penataan di sejumlah simpul kemacetan arus lalu lintas di Jakarta. Sasarannya adalah lokasi sekitar pasar atau tempat perbelanjaan yang arus lalu lintasnya macet akibat pedagang kaki lima dan parkir liar.

Sasaran penataan dalam waktu dekat, menurut Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Kamis (26/9), antara lain Roxy, Glodok, dan Blok M. "Yang pasti penataan terus berjalan. Fokusnya berbeda-beda, ada PKL, ada parkir liar," ujarnya.

Sejumlah rapat telah digelar di Balaikota bersama dinas perhubungan, para wali kota, dan satuan polisi pamong praja mengenai penataan simpul kemacetan itu. Dalam waktu dekat, lanjut Basuki, semua akan bergerak untuk melaksanakan penataan.

Selama ini, kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, tiga kawasan itu dikenal sebagai kawasan macet. "Penyebabnya secara umum karena keberadaan parkir liar dan okupasi badan jalan oleh pedagang kaki lima (PKL). Pekan depan, penertiban di tiga wilayah ini dimulai," kata Pristono.

Konsep penataan kawasan tersebut mengacu pada pola sebelumnya yang diterapkan di Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara. Petugas gabungan mendorong mereka yang di jalan masuk ke area parkir dan berdagang di tempat yang tersedia.

Di kawasan ITC Roxy, penertiban difokuskan ke kolong jembatan layang dan Jalan Tanjung Selor. Parkir di tempat ini dialihkan ke lahan kosong milik PT Duta Pertiwi. Pemilik lahan akan membuka tempat itu untuk parkir kendaraan dengan kapasitas 1.000 mobil.

Sementara itu, di Blok M, penertiban dilakukan di sekitar Jalan Melawai dan kawasan Bulungan. Pengelola mal setempat, kata Pristono, bersedia menyediakan tempat parkir tiga lantai yang mampu menampung 1.500 mobil.

Adapun di kawasan niaga Glodok, penertiban diarahkan di sekitar Jalan Pinangsia, Jalan Pancoran, dan Jalan Mangga Besar. Semua kendaraan parkir yang menempati badan jalan dimasukkan ke gedung parkir. "Tantangan di semua wilayah ini karena keberadaan parkir liar dan PKL. Tidak serumit masalah di Tanah Abang," kata Pristono.

Kawasan Blok M di Jakarta Selatan saat ini sebenarnya sudah tidak terlalu kumuh. Kawasan ini juga sudah menerapkan sistem parkir satu pintu sehingga pengunjung bisa menggunakan lahan parkir di dalam dan di luar gedung. Sistem parkir satu pintu sudah berlangsung sekitar dua tahun terakhir. Namun, di beberapa lokasi seperti di salah satu gerai kafetaria di kawasan Blok M, ditemukan tempat parkir sepeda motor berjajar yang memakan sebagian jalur lambat. (NDY/nel/fro)